Rabu, 06 November 2013

asuhan bayi usia 6 minggu











ASUHAN PRIMER PADA BAYI 6 MINGGU PERTAMA

A.  Peran Bidan Pada Bayi Sehat
Peran bidan selama bulan pertama kehidupan BBL jelas sangat beragam. Di beberapatempat bersalin, bidan memiliki sedikit peran formal begitu BBL mennggalkan ruang pelahiran. Di tempatbersalin lain, biasanya pada praktik multidisiplin, bidan akan melanjutkan perawatan ibu dan BBLselama 6 minggu pertama setelah kelahiran. Para bidan itubekerjasama dengan tenaga kesehatan lainnya pediatri dan perawatan kesejahteraan neonatus secara bertahap berpindah ke tenaga kesehatan pediatriatau tenaga kesehatan perawatan keluarga. ( Helen Varney, Asuhan kebidanan, hal 927)
Bulan pertama kehidupan bayi merupakan masa transisi dan penyesuaian baik untuk orang tua maupun  bayi, oleh karena itu bidan harus dapat memfasilitasi proses tersebut. Peran bidan pada kehidupan bayi baru lahir 1 bulan pertama dimulai sejak bayi meninggalkan ruang bersalin. Dalam perakteknya, asuhan dilakukan secara multidisipliner, yakni perawat anak, perawat keluarga dan dokter spesialis anak. Bidan bertugas melanjutkan perawatan bagi ibu dan bayi dalam melewati 6 minggu pertama kelahiran.
Pengawasan yang dilakukan terhadap bayi, antara lain sebagai berikut:
§ Semua bayi baru lahir sebaiknya mendapatkan minimal  2 kali pemeriksaan sebelum meninggalkan rumah bersalin atau rumah sakit, atau sebelum bidan pulang (jika lahir dirumah).
§  Pemeriksaan pertama adalah pemeriksaan screening berhubungan dengan kelahiran.
§ Pemeriksaan ke 2 lebih komprehensip, termksut usia dan riwayat kehamilan.
§  Jika bayi baru lahir pulang dalam waktu 6 sampai 12 jam, bidan harus menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang dalam 3 sampai 5 hari sesudah lahir.
§  Jika bayi baru lahir tinggal dirumah sakit sampai 48 jam, kunjungan ulang dapat ditunda sampai usia bayi 10-14 hari.






Tujuan kunjunga ulang bayi baru lahir, iyalah:
 - Mengidentifikasi gejala penyakit
 - Menawarkan tindakan screening metabolic
 - Memberi KIE kepada orang tua
 - Hendaknya dipoli klinik anak disediakan ruang tunggu khusus, agar bayi terlindung dari anak-anak yang sakit. Institusi pelayanan kesehatan harus mengusahakan orang tua bisa ikut masuk ruang periksa pada saat anak menjlani pemeriksaan.
 - Jika orang tua setuju, maka perlu dilakukan screening metabolik, apabila sebelumnya belum dilakukan, untuk mengetahui adanya hipotiroidisme congenital dan kadar penil ketonuria, serta penyakit metabolic.
 - Bidan harus bisa menyiapkan specimen darah yang dibutuhkan, biasanya diambil dari daerah tumit bayi.
 - Pemeriksaan ini akan akurat jika dilakukan minimal 24 jam setelah bayi mendapat nutrisi.
 - Bidan harus mempunyai perencanaan/planning untuk melakukan kunjungan bayi baru lahir, meliputi mengkaji ulang riwayat ibu, riwayat persalian dan tindakan segera pada  bayi.
 - Bidan juga harus mengamati dan menanyakan pada orang tua dalam beradaptasi  terhadap kelahiran bayi.
 - Bidan harus mengkaji riwayat /masalah pada pemenuhan nutrisi bayi, perhatian, usaha menangis, BAB, BAK dll.










 - Pada saat melakukan kunjungan ulang, bidan juga harus melakukan pemeriksaan fisik, memberikan penyuluhan dan anticipatory guidance pada orang tua.
Bidan harus membuat jadwal kunjungan dalam 6-8 minggu untuk imunisasi dan check up serta harus melakukan pangkajian fisik kembali jika di temukan kondisi emergensi yang memerlukan perawatan dari dokter perawatan anak.

Beberapa prinsip pedekatan asuhan terhadap anak (termasuk didalamnya bayi dan balita) yang dipegang oleh bidan yaitu:
1.   Anak bukanlah miniatur orang dewasa tetapi merupakan sosok individu yang unik yang mempunyai kebutuhan khusus sesuai dengan tahapan perkembangan dan pertumbuhannya.
2.    Berdasarkan kepada pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga permasalahan asuhan terhadap klien sesuai dengan tahap perkembangan anak
3.   Asuhan kesehatan yang diberikan menggunakan pendekatan sistem.
4.    Selain memenuhi kebutuhan fisik, juga harus memperhatikan keutuhan psikologis dan sosial.

Mengidentifikasi peranan bidan pada bayi sehat
Bidan berperan terhadap bayi dan balita terutama dalam hal:
1)  Melakukan pengkajian/pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan anak, meliputi:
§  Pemeriksaan fisik
§  Pengukuran fisiologis (tanda-tanda vital)
§  Penampilan umum
§  Perkembangan psikologis
§  Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.








2) Penyuluhan kesehatan kepada keluarga:
§  Pemberian makanan bergizi pada bayi dan balita: pemberian makanan bayi, cara pemberian ASI pada bayi, pola pemberian makanan bayi usia 0-2 tahun, cara menyusui bayi yang baik, cara mengetahui apabila bayi telah kenyang dan cukup mendapat air susu ibu, hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI, saat penggantian ASI dengan susu buatan, perlunya bayi mendapat makanan tambahan setelah berumur 6 bulan, makanan tambahan bayi sebagai pendamping ASI, menghentikan pemberian ASI, mengatur makanan anak usia 1-5 tahun.
§  Pemeriksaan rutin/berkala terhadap bayi dan balita, imunisasi, pencegahan kecelakaan, kesehatan gigi, peningkatan kesehatan pola tidur, bermain, peningkatan pendidikan seksual dimulai sejak balita (sejak anak mengenal identitasnya sebagai laki-laki atau perempuan)
( adele piliteri, 2002. Buku Saku Perawatan Ibu dan Anak)

Tahap tahap penting perkembangan dalam 6 minggu pertama
 Bayi cukup bulan harus mencapai tahap-tahap penting perkembangan tertentu selama 6 minggu pertama kehidupan. Di antara berbagai metode penepisan perkembangan yang tersedia, hanya denver II yang akurat Dalam dua bulan pertama kehidupan, bayi baru lahir cukup bulan mengalami kemajuan dalam 4 area yang diujikan pada Denver II. Keterampilan personal-sosial harus mencakup perilaku tersenyum spontan dan responsive serta sangat memperhatikan wajah. Beberapa bayi akan memperhatikan tangan mereka sendiri. Gerakan motorik halus antara lain mata mengikuti gerakan sampai garis tengah dan berkembang sampai mata mengikuti gerakan sampai melewati garis tengah. Dalam area bahasa, bayi mengeluarkan suara secara spontan dan berespon terhadap suara bel. Kemampuan motorik kasar antara lain gerakan simetris dan mengangkat kepala, kadang-kadang hingga 45 derajat. Pengetahuan tentang tahap-thap penting perkembangan normal ini harus menyertai nasihat yang di berikan bidan kepeda orang tua baru.
Denver II adalah bagan kemajuan perkembangan bukan sebuah uji yang berhasil atau gagal dijalani oleh seorang anak. Temuan tentang perbedaan perkembangan yang signifikan perlu diimbangi dengan informasi lain, seperti pola perkembangan sebelumnya dan derajat keterlambatan. ( Helen Varney, Asuhan kebidanan, hal 927)



B.   Bounding Attachment
     Bounding attachment berasal dari dua suku kata, yaitu bounding dan attachment.  Bounding adalah proses pembentukan sedangkan attachment (membangun ikatan). Jadi bounding attachment adalah sebuah peningkatan hubungan kasih sayang dengan keterikatan batin antara orangtua dan bayi.
Adapun beberapa definisi para ahli:
1.     Klause dan Kennel (1983): interaksi orang tua dan bayi secara nyata, baik fisik, emosi, maupun sensori pada beberapa menit dan jam pertama segera bayi setelah lahir.
2.     Nelson (1986), bounding: dimulainya interaksi emosi sensorik fisik antara orang tua dan bayi segera setelah lahir, attachment: ikatan yang terjalin antara individu yang meliputi pencurahan perhatian; yaitu hubungan emosi dan fisik yang akrab.
3.     Saxton dan Pelikan (1996), bounding: adalah suatu langkah untuk mengunkapkan perasaan afeksi (kasih sayang) oleh ibu kepada bayinya segera setelah lahir; attachment: adalah interaksi antara ibu dan bayi secara spesifik sepanjang waktu.
4.     Bennet dan Brown (1999), bounding:  terjadinya hubungan antara orang tua dan bayi sejak awal kehidupan, attachment: pencurahan kasih sayang di antara individu.
5.     Brozeton (dalam Bobak, 1995): permulaan saling mengikat antara orang-orang seperti antara orang tua dan anak pada pertemuan pertama.
6.     Parmi (2000): suatu usaha untuk memberikan kasih sayang dan suatu proses yang saling merespon antara orang tua dan bayi lahir.
7.     Perry (2002), bounding: proses pembentukan attachment atau membangun ikatan; attachment: suatu ikatan khusus yang dikarakteristikkan dengan kualitas-kualitas yang terbentuk dalam hubungan orang tua dan bayi.
8.     Subroto (cit Lestari, 2002): sebuah peningkatan hubungan kasih sayang dengan keterikatan batin antara orang tua dan bayi.
9.     Maternal dan Neonatal Health: adalah kontak dini secara langsung antara ibu dan bayi setelah proses persalinan, dimulai pada kala III sampai dengan post partum.
10.  Harfiah, bounding: ikatan; attachment: sentuhan.



Ø  Tahap-tahap Bounding Attachment
1.     Perkenalan, dengan melakukan kontak mata, menyentuh, berbicara dan mengeksplorasi segera setelah mengenal bayinya
2.     Bounding (keterikatan)
3.     Attachment, perasaan sayang yang mengikat individu dengan individu lain.

Ø  Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Berhasil atau Tidaknya Proses Bounding Attachment
1.       Kesehatan emosional orang tua
Orang tua yang mengharapkan kehadiran si anak dalam kehidupannya tentu akan memberikan respon emosi yang berbeda dengan orang tua yang tidak menginginkan kelahiran bayi tersebut. Respon emosi yang positif dapat membantu tercapainya proses bounding attachment ini.

2.     Tingkat kemampuan, komunikasi dan ketrampilan untuk merawat anak
Dalam berkomunikasi dan keterampilan dalam merawat anak, orang tua satu dengan yang lain tentu tidak sama tergantung pada kemampuan yang dimiliki masing-masing. Semakin cakap orang tua dalam merawat bayinya maka akan semakin mudah pula bounding attachment terwujud.
3.     Dukungan sosial seperti keluarga, teman dan pasangan
Dukungan dari keluarga, teman, terutama pasangan merupakan faktor yang juga penting untuk diperhatikan karena dengan adanya dukungan dari orang-orang terdekat akan memberikan suatu semangat / dorongan positif yang kuat bagi ibu untuk memberikan kasih sayang yang penuh kepada bayinya.









4.     Kedekatan orang tua dan anak
Dengan metode rooming in kedekatan antara orang tua dan anak dapat terjalin secara langsung dan menjadikan cepatnya ikatan batin terwujud diantara keduanya.
5.       Kesesuaian antara orang tua dan anak (keadaan anak, jenis kelamin)
           Anak akan lebih mudah diterima oleh anggota keluarga yang lain ketika keadaan anak sehat / normal dan jenis kelamin sesuai dengan yang diharapkan.
Pada awal kehidupan, hubungan ibu dan bayi lebih dekat dibanding dengan anggota keluarga yang lain karena setelah melewati sembilan bulan bersama, dan melewati saat-saat kritis dalam proses kelahiran membuat keduanya memiliki hubungan yang unik.






















Ø  Cara Untuk Melakukan Bounding Attachment
§  Pemberian ASI ekslusif
Dengan dilakukannya pemberian ASI secara ekslusif segera setelah lahir, secara langsung bayi akan mengalami kontak kulit dengan ibunya yang menjadikan ibu merasa bangga dan diperlukan , rasa yang dibutuhkan oleh semua manusia.

§  Rawat gabung
Rawat gabung merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan agar antara ibu dan bayi terjalin proses lekat (early infant mother bounding) akibat sentuhan badan antara ibu dan bayinya. Hal ini sangat mempengaruhi perkembangan psikologis bayi selanjutnya, karena kehangatan tubuh ibu merupakan stimulasi mental yang mutlak dibutuhkan oleh bayi. Bayi yang merasa aman dan terlindung, merupakan dasar terbentuknya rasa percaya diri dikemudian hari. Dengan memberikan ASI ekslusif, ibu merasakan kepuasan dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bayinya, dan tidak dapat digantikan oleh orang lain. Keadaan ini juga memperlancar produksi ASI, karena refleks let-down bersifat psikosomatis. Ibu akan merasa bangga karena dapat menyusui dan merawat bayinya sendiri dan bila ayah bayi berkunjung akan terasa adanya suatu kesatuan keluarga.
§  Kontak mata (Eye to Eye Contact)
Beberapa ibu berkata begitu bayinya bisa memandang mereka,mereka merasa lebih dekat dengan bayinya. Orang tua dan bayi akan menggunakan lebih banyak waktu untuk saling memandang. Seringkali dalam posisi bertatapan. Bayi baru lahir dapat diletakkan lebih dekat untuk dapat melihat pada orang tuanya.  Kesadaran untuk membuat kontak mata dilakukan kemudian dengan segera. Kontak mata mempunyai efek yang erat terhadap perkembangan dimulainya hubungan dan rasa percaya sebagai faktor yang penting dalam hubungan manusia pada umumnya.






§  Suara (Voice)
Mendengar dan merenspon suara antara orang tua dan bayinya sangat penting. orang tua menunggu tangisan pertama bayi mereka dengan tegang. Suara tersebut membuat mereka yakin bahwa bayinya dalam keadaan sehat. Tangis tersebut membuat mereka melakukan tindakan menghibur. Sewaktu orang tua berbicara dengan nada suara tinggi, bayi akan menjadi tenang dan berpaling kearah mereka. Respon antara ibu dan bayi berupa suara masing-masing. Orang tua akan menantikan tangisan pertama bayinya. Dari tangisan itu, ibu menjadi tenang karena merasa bayinya baik-baik saja (hidup). Bayi dapat mendengar sejak dalam rahim, jadi tidak mengherankan jika ia dapat mendengarkan suara-suara dan membedakan nada dan kekuatan sejak lahir, meskipun suara-suara itu terhalang selama beberapa hari oleh cairan amniotik dari rahim yang melekat dalam telinga.



§  Aroma  /Odor (Bau Badan)
Setiap anak memiliki aroma yang unik dan bayi belajar dengan cepat untuk mengenali aroma susu ibunya. Indera penciuman pada bayi baru lahir sudah berkembang dengan baik dan masih memainkan peran dalam nalurinya untuk mempertahankan hidup. Indera penciuman bayi akan sangat kuat, jika seorang ibu dapat memberikan bayinya Asi pada waktu tertentu.

§  Gaya bahasa (Entrainment)
Bayi mengembangkan irama akibat kebiasaan. Bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraan orang dewasa. Mereka menggoyangkan tangan, mengangkat kepala, menendang-nendangkan kaki. Entrainment terjadi pada saat anak mulai bicara.  Bayi baru lahir menemukan perubahan struktur pembicaraan dari orang dewasa. Artinya perkembangan bayi dalam bahasa dipengaruhi kultur, jauh sebelum ia menggunakan bahasa dalam berkomunikasi. Dengan demikian terdapat salah satu yang akan lebih banyak dibawanya dalam memulai berbicara (gaya bahasa).


 Selain itu juga mengisyaratkan umpan balik positif bagi orang tua dan membentuk komunikasi yang efektif.
§  Bioritme (Biorhythmicity)
Salah satu tugas bayi baru lahir adalah membentuk ritme personal (bioritme). Orang tua dapat membantu proses ini dengan memberi kasih sayang yang konsisten dan dengan memanfaatkan waktu saat bayi mengembangkan perilaku yang responsif. Janin dalam rahim dapat dikatakan menyesuaikan diri dengan irama alamiah ibunya seperti halnya denyut jantung. Salah satu tugas bayi setelah lahir adalah menyesuaikan irama dirinya sendiri. Orang tua dapat membantu proses ini dengan memberikan perawatan penuh kasih sayang secara konsisten dan dengan menggunakan tanda keadaan bahaya bayi untuk mengembangkan respon bayi dan interaksi sosial serta kesempatan untuk belajar.

§  Inisiasi Dini
Setelah bayi lahir, dengan segera bayi ditempatkan diatas ibu. Ia akan merangkak dan mencari puting susu ibunya. Dengan demikian, bayi dapat melakukan reflek sucking dengan segera.
















Ø  Prinsip-Prinsip dan Upaya Meningkatkan Bounding Attachment
1.   Dilakukan segera (menit pertama jam pertama).
2.   Sentuhan orang tua pertama kali.
3.   Adanya ikatan yang baik dan sistematis berupa kedekatan orang tua ke anak.
4.   Kesehatan emosional orang tua.
5.   Terlibat pemberian dukungan dalam proses persalinan.
6.   Persiapan PNC sebelumnya.
7.   Adaptasi.
8.   Tingkat kemampuan, komunikasi dan keterampilan untuk merawat anak.
9.   Kontak sedini mungkin sehingga dapat membantu dalam memberi kehangatan pada bayi, menurunkan rasa sakit ibu, serta memberi rasa nyaman.
10.            Fasilitas untuk kontak lebih lama.
11.            Penekanan pada hal-hal positif.
12.            Perawat maternitas khusus (bidan).
13.            Libatkan anggota keluarga lainnya/dukungan sosial dari keluarga, teman   dan pasangan.
14.            Informasi bertahap mengenai bounding attachment.
















Ø  Manfaat  Bounding Attachment
Adapun manfaat dari implementasi teori bounding attachment jika dilakukan secara baik yaitu:
1.      Bayi merasa dicintai, diperhatikan, mempercayai, menumbuhkan sikap sosial.
2.      Bayi merasa aman, berani mengadakan eksplorasi.
3.      Akan sangat berpengaruh positif pada pola perilaku dan kondisi psikologis bayi kelak.

Ø  Hambatan Bounding Attachment
Sesuatu yang prosesnya tidak sealur dengan tujuan dari bounding attachment dan dapat dikatakan sebagai penghambat dalam bounding attachment adalah:
1.      Kurangnya support sistem.
2.      Ibu dengan resiko (ibu sakit).
3.      Bayi dengan resiko (bayi prematur, bayi sakit, bayi dengan cacat fisik).
4.      Kehadiran bayi yang tidak diinginkan.
















Ø  Peran Bidan dalam Mendukung Terjadinya Bonding Attachment
1.     Membantu menciptakan terjadinya ikatan antara ibu dan bayi dalam jam pertama pasca kelahiran.
2.     Memberikan dorongan pada ibu dan keluarga untuk memberikan respon positif tentang bayinya, baik melalui sikap maupun ucapan dan tindakan.
3.     Sewaktu pemeriksaan ANC, Bidan selalu mengingatkan ibu untuk menyentuh dan meraba perutnya yang semakin membesar
4.     Bidan mendorong ibu untuk selalu mengajak janin berkomunikasi
5.     Bidan juga mensupport ibu agar dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilannya dalam merawat anak, agar saat sesudah kelahiran nanti ibu tidak merasa kecil hati karena tidak dapat merawat bayinya sendiri dan tidak memiliki waktu yang seperti ibu inginkan
6.     Ketika dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk melaksanakan salah satu cara bonding attachment dalam beberapa saat setelah kelahiran, hendaknya Bidan tidak benar-benar memisahkan ibu dan bayi melainkan Bidan mampu untuk mengundang rasa penasaran ibu untuk mengetahui keadaan bayinya dan ingin segera memeluk bayinya.  Pada kasus bayi atau ibu dengan risiko,  ibu dapat tetap melakukan bonding attachment ketika ibu member ASI bayinya atau ketika mengunjungi bayi di ruang perinatal. ( Yetti Anggraini, Asuhan Kebidanan Masa Nifas, hal 65-75)

C.Rencana Asuhan
A. pengumpulan data Subjektif
·       Keseluruhan kesehatan bayi
·       Masalah menyusui
·       Amati posisi menyusui
·       Amati refleks hisap
·       Kebersihan rumah
·       Suasana hati ibu
·       Interaksi ibu dengan bayi
·       Pertumbuhan
·       Peningkatan BB
·       Demam
·       Menyusu 2-4 jam sekali
·       Persediaan makanan dan air
·       Berkemih 6-8 kali sehari
·       Menunjukkan tanda-tanda bahaya
·       Tampak waspada saat bangun
·       Matanya mengikuti gerakan ibu

B. Pengumpulan data Objektif
1. pemeriksaan fisik
2. tinjauan ulang sistem-sistem utama tubuh
·       sistem pernafasan
·       dalam keadaan normal tangis bayi terdengar keras dan bernada sedang
·       sistem kardiovaskuler dan darah
·       sistem ginjal
·       sistem gastrointestinal
·       pengaturan suhu
·       adaptasi imunologi
·       sistem reproduksi
·       sistem muskuluskeletal
·       sistem neurologi
(Maria Surya Budi, 1993. Cara Merawat bayi dan Anak-Anak)
C. Panca Indra
1. penglihatan
·     sensitif terhadap cahaya terang
·     jarak fokus adalah 15-20 cm
·     pada usia 2 minggu bayi dapat mengenali muka ibunya
·     perhatian pada warna, variasi dan kompleksitas
2. Penciuman
·       dapat membedakan bau menyengat
·       menyukai pada bau susu, terutama ASI
·       mengetahui bau susu ibu

3.Pengecapan
·       Bereaksi secara kuat terhadap berbagai rasa
·       Memperlihatkan kesukaan yang kuat pada rasa manis

4.       Pendengaran
·       Mampu membedakan berbagai suara
·       Lebuh menyukai suara dengan pola suara yang sama
·       Lebih menyukai suara ibunya
·       Merasa tenang dengan suara-suara bernada rendah

5.       Sentuhan
·       Mudah terlihat dengan reaksi terhadap berbagai reflek
·       Bayi sangat sensitif terhadap sentuhan
·       Merasa senang dengan kontak kulit ke kulit, berendam dalam air, gosokan tangan, belaian dan gerak ayun
·       Reaksi terhadap sentuhan dan refleks genggam memperkuat hubungan
6.       Assasement

D. Planning
.      1.    Pengukuran BB
Di ukur tiap 2 hari sekali atau dapat lebih sering. Bayi ditimbang dalam keadaan telanjang, biasanya sebelum bayi dimandikan. Pada minggu pertama kelahiran bayi terjadi kehilangan berat badan sebanyak 10% karena :
a.    Pengeluaran mekonium
b.   Pengeluaran energi
c.    Asupan kalori yang masih relatif rendah
2.    Kontrol Suhu
Suhu akan lebih akurat pengukurannya apabila diperiksa di rectal. Pada jam-jam pertama kelahiran suhu bayi baru lahir diukur setiap setengah jam sampai pengukuran 2 kali berturut –turut  suhu bayi menunjukkan  36.5 C 24 jam pertama setiap 4 jam, kemudian hari berikutnya 2 kali sehari bila tidak ada komplikasi. Pengukuran dilakukan sebelum bayi ditelanjanggi.
3.       Perawatan Tali Pusat
Suatu tindakan atau penanganan lanjut pada neonatus untuk mencegah infeksi dan membantu supaya luka tali pusat cepat kering
Tujuan perawatan tali pusat :
·         Mencegah infeksi
·         Mempercepat pengeringan
·         Mempercepat terlepasnya tali pusat (puput)
Indikasi :
·         Pada BBL setelah tali pusat dipotong
·         Jika tali pusat kotor
·         Jika tali pusat terkena air kencing, kotoran bayi
·         Dilakukan setelah tali pusat dipotong sampai tali pusat terlepas
·         Dilakukan minimal 2 kali sehari
·         Hal–hal yang harus diperhatikan dalam perawatn tali pusat :
·         Perawatan tali pusat dilakukan setiap habis mandi , basah karena BAB/BAK
·         Daerah tali pusat harus keadaan bersih dan kering
·         Tali pusat tidak boleh diberikan ramuan-ramuan tradisional
·         Perhatikan adannya kemerahan ,berlendir atau perdarahan : Tanda-tanda infeksi
4. Tempat tidur yang tepat
5. Memandikan bayi
6.  mengenakan pakaian
7.  perawatan hidung
8.  perawatan mata dan telinga
9.  perawatan kuku
10. kapan membawa bayi keluar rumah
11.pemeriksaan
12. perawatan kulit dan bermain
(Yetti Anggraini, Asuhan Kebidanan Masa Nifas)





DAFTAR PUSTAKA


Anggraini, Yeti. 2009. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Jakarta : Bina Pustaka
Pillitteri, Adele. 2002. Buku Saku Perawatan Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: EGC
Suryabudhi,Maria. 1993. Cara Merawat Bayi dan Anak-Anak. Bandung: CV Pionir Jaya.














1.   Asuhan Primer Pada Bayi 6 Minggu Pertama
Bayi yang baru lahir mendapatkan pengalaman yang sama sekali berbeda dengan yang kita alami. Mereka sepenuhnya bergantung pada orang tuanya untuk seluruh kebutuhan dasarnya. Untungnya mereka memiliki cara untuk mengkomunikasikannya dengan orang tuanya. Di 6 minggu pertama, ibu dan bayi akan belajar banyak satu sama lain. Proses “give & take” yang terjadi antara ibu dan bayi akan menciptakan ikatan yang kuat. Hubungannya dengan ibu akan menjadi landasan baginya untuk berhubungan dengan yang lainnya. Perhatikan bayi baik-baik karena bayi sangat memperhatikan ibunya dan seberapa baik ibunya memperlakukannya. Telentangkan bayi selagi tidur karena dia belum mampu mengubah posisi badannya jika dia sulit bernafas kecuali jika dokter anak anda menyarankan lain.
2.      Peran Bidan Pada Bayi Sehat
Beberapa prinsip pedekatan asuhan terhadap anak (termasuk didalamnya bayi dan balita) yang dipegang oleh bidan yaitu:
1. Anak bukanlah miniatur orang dewasa tetapi merupakan sosok individu yang unik yang mempunyai kebutuhan khusus sesuai dengan tahapan perkembangan dan pertumbuhannya.
2. Berdasarkan kepada pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga permasalahan asuhan terhadap klien sesuai dengan tahap perkembangan anak.
3. Asuhan kesehatan yang diberikan menggunakan pendekatan sistem.
4. Selain memenuhi keutuhan fisik, juga harus memperhatikan keutuhan psikologis dan sosial.
Bayi sangat rentan terhadap penyakit, maka dari itu peran bidan pada bayi sehat adalah dengan cara memberikan ASI karena ASI mengandung kekebalan alami. Merupakan hal yang normal jika frekuensi BAB bayi yang mendapat ASI menurun saat kolostrum yang bersifat pencahar, benar-benar tidak terdapat lagi dalam ASI setelah sekitar usia 6 minggu. Seorang bayi pada usia ini dapat terus mempunyai frekuensi BAB sebanyak 5 kali per hari, kadang bahkan setiap habis disusui. Merupakan hal yang normal pula untuk bayi ASI berusia lebih dari 6 minggu hanya BAB 1 kali tiap beberapa hari. Beberapa bayi yang sehat hanya BAB seminggu sekali. Bila BAB menjadi lebih jarang, volumenya harus lebih banyak. Selama bayi bertambah berat badannya dengan baik, BAK cukup, dan terlihat senang serta puas maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari BAB yang jarang dan tidak perlu memberikan bayi pencahar, jus buah, atau “bantuan” lainya. Sebenarnya, berusaha memaksa BAB dapat berakibat bahaya pada bayi setelah bayi berusia 6 minggu, ia mungkin hanya membasahi 5-6 popok kain per hari, tetapi popok ini akan lebih basah. Seiring dengan bertumbuhnya bayi, ia dapat menghasilkan dan menahan urin lebih banyak dalam satu waktu. Untuk menilai basahnya suatu popok untuk bayi lebuh tua, tuang 8 sendok makan (120 ml) ke popok kering. Merawat mulut pada bayi 6 minggu pertama bersihkan mulut bayi dengan sikat mulut bayi atau lap basah setalah makan. (DR. Surriah, Nutrisi dan Gizi Untuk Bayi Dan Balita)
Mengidentifikasi peranan bidan pada bayi sehat
Bidan berperan dalam dalam asuhan terhadap bayi dan balita terutama dalam hal:
1)      Melakukan pengkajian/pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan anak, meliputi:
-          Pemeriksaan fisik
-          Pengukuran fisiologis (tanda-tanda vital)
-          Penampilan umum
-          Perkembangan psikologis
-          Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.
2)      Penyuluhan kesehatan kepada keluarga:
-          Pemberian makanan bergizi pada bayi dan balita: pemberian makanan bayi, cara pemberian ASI pada bayi, pola pemberian makanan bayi usia 0-2 tahun, cara menyusui bayi yang baik, cara mengetahui apabila bayi telah kenyang dan cukup mendapat air susu ibu, hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI, saat penggantian ASI dengan susu buatan, perlunya bayi mendapat makanan tambahan setelah berumur 6 bulan, makanan tambahan bayi sebagai pendamping ASI, menghentikan pemberian ASI, mengatur makanan anak usia 1-5 tahun.
-          Pemeriksaan rutin/berkala terhadap bayi dan balita, imunisasi, pencegahan kecelakaan, kesehatan gigi, peningkatan kesehatan pola tidur, bermain, peningkatan pendidikan seksual dimulai sejak balita (sejak anak mengenal identitasnya sebagai laki-laki atau perempuan). Tahap tahap penting perkembangan dalam 6 minggu pertama
3.      Bounding Attachment
a.       Definisi
Bounding adalah proses pembentukan sedangkan attachment (membangun ikatan) jadi Bounding Attachment adalah sebuah peningkatan hubungan kasih sayang dengan keterikatan batin antara orangtua dan bayi. Hal ini merupakan proses dimana sebagai hasil dari suatu interaksi terus-menerus antara bayi dan orang tua yang bersifat saling mencintai memberikan keduanya pemenuhan emosional dan saling membutuhkan.
b.      Keuntungan Bounding Attachment
Bayi merasa dicintai, diperhatikan, mempercayai, menumbuhkan sikap sosial.
Bayi merasa aman, berani mengadakan eksplorasi.
c.       Hambatan Bounding Attachment
Kurangnya support sistem.
Ibu dengan resiko (ibu sakit).
Bayi dengan resiko (bayi prematur, bayi sakit, bayi dengan cacat fisik).
Kehadiran bayi yang tidak diinginkan.
d.      Manfaat
Dampak positif yang dapat diperoleh dari bounding attachment : bayi merasa dicintai, diperhatikan, mempercayai, menumbuhkan sikap sosial; bayi merasa aman, berani mengadakan eksplorasi
Hambatan yang terjadi dalam Bounding Attachment : kurangnya support sistem, Ibu dengan resiko, Bayi dengan resiko, Kehadiran bayi yang tidak diinginkan.
e.       Cara untuk melakukan bounding
1)      Inisiasi Dini : Setelah bayi lahir, dengan segera bayi ditempatkan diatas ibu. Ia akan merangkak dan mecari puting susu ibunya. Dengan demikian, bayi dapat melakukan refleks suckling dengan segera.
2)      Pemberian ASI eksklusif: Dengan dilakukannya pemberian ASI secara eksklusif segera setelah lahir, secara langsung bayi akan mengalami kontak kulit dengan ibunya yang menjadikan ibu merasa bangga dan diperlukan, rasa yang dibutuhkan oleh sema manusia.
3)      Rawat gabung: Rawat gabung merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan agar antara ibu dan bayi terjalin proses lekat (early infant mother bounding) akibat sentuhan badan antara ibu dan bayinya. Hal ini sangat mempengaruhi perkembangan psikologis bayi selanjutnya, karena kehangatan tubuh ibu merupakan stimulasi mental yang mutlak dibutuhkan oleh bayi. Bayi yang merasa aman dan terlindungi, merupakan dasar terbentuknya rasa percaya diri dikemudian hari. Dengan memberikan ASI eksklusif, ibu merasakan kepuasan dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bayinya, dan tidak dapat digantikan oleh orang lain. Keadaan ini juga memperlancar produksi ASI, karena refleks let-down bersifat psikosomatis. Ibu akan merasa bangga karena dapat menyusui dan merawat bayinya sendiri dan bila ayah berkunjung akan terasa adanya satu kesatuan keluarga
4)      Kontak mata: beberapa ibu berkata begitu bayinya bisa memandang mereka, mereka merasa lebih dekat dengan bayinya. Orang tua dan bayi akan menggunakan lebih banyak waktu untuk saling memandang. Seringkali dalam posisi bertatapan. Bayi baru lahir dapat diletakkan lebih dekat untuk dapat melihat pada orang tuanya.
5)      Suara: Mendengar dan merespon suara antara orang tua dan bayinya sangat penting. Orang tua menunggu tangisan pertama bayi mereka dengan tegang. Suara tersebut membuat mereka yakin bahwa bayinya dalam keadaaan sehat. Tangis tersebut membuat mereka melakukan tindakan menghibur. Sewaktu orang tua berbicara dengan nada suara tinggi, bayi akan menjadi tenang dan berpaling kearah mereka.
6)      Aroma: Setiap anak memiliki aroma yang unik dan bayi belajar dengan cepat untuk mengenali aroma susu ibunya
7)      Entrainment: Bayi mengembangkan irama akibat kebiasaan. Bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraan orang dewasa. Mereka menggoyangkan tangan, mengangkat kepala, menendang-nendang kaki. Entrainment terjadi pada saat anak mulai bicara.
8)      Bioritme: Salah satu tugas bayi baru lahir adalah membentuk ritme personal (bioritme). Orang tua dapat membantu proses ini dengan memberi kasih sayang yang konsisten dan dengan memanfaatkan waktu saat bayi mengembangkan perilaku yang responsif.

Berhasil atau tidaknya proses bounding attachment ini sangat dipengaruhi oleh kondisi-kondisi sebagai berikut:
1)      Kesehatan emosional orang tua: Orang tua yang mengharapkan kehadiran si anak dalam kehidupannya tentu akan memberikan respon emosi yang berbeda dengan orang tua yang tidak menginginkan kelahiran bayi tersebut. Respon emosi yang positif dapat membantu tercapainya proses bounding attachment ini.
2)      Tingkat kemampuan, komunikasi dan keterampilan untuk merawat anak: dalam berkomunikasi dan keterampilan dalam merawat anak, orang tua satu dengan yang lain tentu tidak sama tergantung pada kemampuanyang dimiliki masing-masing. Semakin cakap orang tua dalam merawat bayinya maka akan semakin mudah pula bounding attachment terwujud.
3)      Dukungan sosial seperti keluarga, teman dan pasangan: dukungan dari keluarga, teman, terutama pasangan merupakan faktor yang juga penting untuk diperhatikan karena dengan adanya dukungan dari orang-orang terdekat akan memberikan suatu semangat / dorongan positif yang kuat bagi ibu untuk memberikan kasih sayang yang penuh kepada bayinya.
4)      Kedekatan orang tua ke anak: dengan metode rooming ini kedekatan antara orang tua dan anak dapat terjalin secara langsung dan menjadikan cepatnya ikatan batin terwujud diantara keduanya.
5)      Kesesuaian antara orang tua dan anak (keadaan anak, jenis kelamin): anak akan lebih mudah diterima oleh anggota keluarga yang lain ketika keadaan anak sehat/normal dan jenis kelamin sesuai dengan yang diharapkan.
4.      Rencana Asuhan
Contoh membuat Dokumentasi dengan sistem SOAP (kasus fiktif)
Subyektif : ibu mengatakan bayinya banyak menyusu, lama menyusu 2-3 jam, 8x sehari, istirahat cukup, BAB dan BAK normal. Bayi ibu pada umur 4 minggu telah di berikan imunisasi BCG.
Obyektif : keadaan mum baik, bayi sangat aktif, menangis kuat, hasil pemeriksaan tanda vital : Denyut jantung : 126x/menit, Respirasi: 44x/menit, Suhu : 36,50c, PB: 42cm, BB: 3100 gr.
Assesment : Neonatus cukup bulan usia 6 minggu

Planning
a)      Membina hubungan baik → hubungan baik terbina
b)      Memberitahukan hasil pemeriksaan saat ini bahwa keadaan anak ibu baik → ibu mengerti dan mengetahui hasil pemeriksaan
c)      Memberitahukan ibu tentang pemberian ASI eksklusif, selama minimal 6 bulan dan cara menyusui yang benar yaitu menyusui bayi dengan payudara kanan dan kiri secara bergantian → ibu mengerti dan melaksanakannya dengan baik
d)     Memberitahukan ibu tentang imunisasi selanjutnya pada saat bayi berusia 8 minggu atau 2 bulan harus di imunisasi DPT 1 +  hepatitis B2 + polio 1 → ibu mengerti dan berjanji akan melaksanakannya
e)      Memberitahukan ibu tentang cara merawat kebersihan bayi. Baik dari kebersihan badan (fisik dan kebersihan lingkungannya) → ibu telah melaksanakannya dengan baik.
f)       Mendokumentasikan hasil asuhan dalam catatan SOAP → hasil telah di dokumentasikan 







Tidak ada komentar:

Posting Komentar