ASUHAN PRIMER PADA BAYI 6 MINGGU PERTAMA
A. Peran Bidan Pada Bayi Sehat
Peran
bidan selama bulan pertama kehidupan BBL jelas sangat beragam. Di
beberapatempat bersalin, bidan memiliki sedikit peran formal begitu BBL
mennggalkan ruang pelahiran. Di tempatbersalin lain, biasanya pada praktik
multidisiplin, bidan akan melanjutkan perawatan ibu dan BBLselama 6 minggu
pertama setelah kelahiran. Para bidan itubekerjasama dengan tenaga kesehatan
lainnya pediatri dan perawatan kesejahteraan neonatus secara bertahap berpindah
ke tenaga kesehatan pediatriatau tenaga kesehatan perawatan keluarga. ( Helen
Varney, Asuhan kebidanan, hal 927)
Bulan
pertama kehidupan bayi merupakan masa transisi dan penyesuaian baik untuk orang
tua maupun bayi, oleh karena itu bidan harus dapat memfasilitasi proses
tersebut. Peran bidan pada kehidupan bayi baru lahir 1 bulan pertama dimulai
sejak bayi meninggalkan ruang bersalin. Dalam perakteknya, asuhan dilakukan
secara multidisipliner, yakni perawat anak, perawat keluarga dan dokter
spesialis anak. Bidan bertugas melanjutkan perawatan bagi ibu dan bayi dalam
melewati 6 minggu pertama kelahiran.
Pengawasan yang dilakukan terhadap
bayi, antara lain sebagai berikut:
§ Semua bayi baru lahir sebaiknya mendapatkan minimal 2
kali pemeriksaan sebelum meninggalkan rumah bersalin atau rumah sakit, atau
sebelum bidan pulang (jika lahir dirumah).
§ Pemeriksaan pertama adalah pemeriksaan screening
berhubungan dengan kelahiran.
§ Pemeriksaan ke 2 lebih komprehensip, termksut usia dan riwayat
kehamilan.
§ Jika bayi baru lahir pulang dalam waktu 6 sampai 12
jam, bidan harus menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang dalam 3
sampai 5 hari sesudah lahir.
§ Jika bayi baru lahir tinggal dirumah sakit sampai 48
jam, kunjungan ulang dapat ditunda sampai usia bayi 10-14 hari.
Tujuan kunjunga ulang bayi baru
lahir, iyalah:
-
Mengidentifikasi gejala penyakit
-
Menawarkan tindakan screening metabolic
-
Memberi KIE kepada orang tua
-
Hendaknya dipoli klinik anak disediakan ruang tunggu khusus, agar bayi
terlindung dari anak-anak yang sakit. Institusi pelayanan kesehatan harus
mengusahakan orang tua bisa ikut masuk ruang periksa pada saat anak menjlani
pemeriksaan.
-
Jika orang tua setuju, maka perlu dilakukan screening metabolik, apabila
sebelumnya belum dilakukan, untuk mengetahui adanya hipotiroidisme congenital
dan kadar penil ketonuria, serta penyakit metabolic.
-
Bidan harus bisa menyiapkan specimen darah yang dibutuhkan, biasanya diambil
dari daerah tumit bayi.
-
Pemeriksaan ini akan akurat jika dilakukan minimal 24 jam setelah bayi mendapat
nutrisi.
-
Bidan harus mempunyai perencanaan/planning untuk melakukan kunjungan bayi baru
lahir, meliputi mengkaji ulang riwayat ibu, riwayat persalian dan tindakan
segera pada bayi.
-
Bidan juga harus mengamati dan menanyakan pada orang tua dalam
beradaptasi terhadap kelahiran bayi.
-
Bidan harus mengkaji riwayat /masalah pada pemenuhan nutrisi bayi, perhatian,
usaha menangis, BAB, BAK dll.
-
Pada saat melakukan kunjungan ulang, bidan juga harus melakukan pemeriksaan
fisik, memberikan penyuluhan dan anticipatory guidance pada orang tua.
Bidan harus membuat jadwal kunjungan
dalam 6-8 minggu untuk imunisasi dan check up serta harus melakukan pangkajian
fisik kembali jika di temukan kondisi emergensi yang memerlukan perawatan dari
dokter perawatan anak.
Beberapa prinsip pedekatan asuhan
terhadap anak (termasuk didalamnya bayi dan balita) yang dipegang oleh bidan
yaitu:
1. Anak bukanlah miniatur orang dewasa
tetapi merupakan sosok individu yang unik yang mempunyai kebutuhan khusus
sesuai dengan tahapan perkembangan dan pertumbuhannya.
2. Berdasarkan kepada pertumbuhan
dan perkembangan anak sehingga permasalahan asuhan terhadap klien sesuai dengan
tahap perkembangan anak
3. Asuhan kesehatan yang diberikan
menggunakan pendekatan sistem.
4. Selain memenuhi kebutuhan
fisik, juga harus memperhatikan keutuhan psikologis dan sosial.
Mengidentifikasi peranan bidan pada
bayi sehat
Bidan berperan terhadap bayi dan
balita terutama dalam hal:
1) Melakukan
pengkajian/pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan anak, meliputi:
§ Pemeriksaan fisik
§ Pengukuran fisiologis (tanda-tanda vital)
§ Penampilan umum
§ Perkembangan psikologis
§ Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
anak.
2)
Penyuluhan kesehatan kepada keluarga:
§ Pemberian makanan bergizi pada bayi dan balita: pemberian
makanan bayi, cara pemberian ASI pada bayi, pola pemberian makanan bayi usia
0-2 tahun, cara menyusui bayi yang baik, cara mengetahui apabila bayi telah
kenyang dan cukup mendapat air susu ibu, hal-hal yang mempengaruhi produksi
ASI, saat penggantian ASI dengan susu buatan, perlunya bayi mendapat makanan tambahan
setelah berumur 6 bulan, makanan tambahan bayi sebagai pendamping ASI,
menghentikan pemberian ASI, mengatur makanan anak usia 1-5 tahun.
§ Pemeriksaan rutin/berkala terhadap bayi dan balita,
imunisasi, pencegahan kecelakaan, kesehatan gigi, peningkatan kesehatan pola
tidur, bermain, peningkatan pendidikan seksual dimulai sejak balita (sejak anak
mengenal identitasnya sebagai laki-laki atau perempuan)
( adele piliteri, 2002. Buku Saku
Perawatan Ibu dan Anak)
Tahap tahap penting perkembangan
dalam 6 minggu pertama
Bayi
cukup bulan harus mencapai tahap-tahap penting perkembangan tertentu selama 6
minggu pertama kehidupan. Di antara berbagai metode penepisan perkembangan yang
tersedia, hanya denver II yang akurat Dalam dua bulan pertama kehidupan, bayi
baru lahir cukup bulan mengalami kemajuan dalam 4 area yang diujikan pada
Denver II. Keterampilan personal-sosial harus mencakup perilaku tersenyum
spontan dan responsive serta sangat memperhatikan wajah. Beberapa bayi akan
memperhatikan tangan mereka sendiri. Gerakan motorik halus antara lain mata
mengikuti gerakan sampai garis tengah dan berkembang sampai mata mengikuti
gerakan sampai melewati garis tengah. Dalam area bahasa, bayi mengeluarkan
suara secara spontan dan berespon terhadap suara bel. Kemampuan motorik kasar
antara lain gerakan simetris dan mengangkat kepala, kadang-kadang hingga 45
derajat. Pengetahuan tentang tahap-thap penting perkembangan normal ini harus
menyertai nasihat yang di berikan bidan kepeda orang tua baru.
Denver
II adalah bagan kemajuan perkembangan bukan sebuah uji yang berhasil atau gagal
dijalani oleh seorang anak. Temuan tentang perbedaan perkembangan yang
signifikan perlu diimbangi dengan informasi lain, seperti pola perkembangan
sebelumnya dan derajat keterlambatan. ( Helen Varney, Asuhan kebidanan, hal
927)
B. Bounding Attachment
Bounding attachment berasal dari dua
suku kata, yaitu bounding dan attachment. Bounding adalah proses
pembentukan sedangkan attachment (membangun ikatan). Jadi bounding attachment adalah
sebuah peningkatan hubungan kasih sayang dengan keterikatan batin antara
orangtua dan bayi.
Adapun beberapa definisi para ahli:
1. Klause dan Kennel (1983): interaksi
orang tua dan bayi secara nyata, baik fisik, emosi, maupun sensori pada beberapa
menit dan jam pertama segera bayi setelah lahir.
2. Nelson (1986), bounding:
dimulainya interaksi emosi sensorik fisik antara orang tua dan bayi segera
setelah lahir, attachment: ikatan yang terjalin antara individu yang
meliputi pencurahan perhatian; yaitu hubungan emosi dan fisik yang akrab.
3. Saxton dan Pelikan (1996), bounding:
adalah suatu langkah untuk mengunkapkan perasaan afeksi (kasih sayang) oleh ibu
kepada bayinya segera setelah lahir; attachment: adalah interaksi antara
ibu dan bayi secara spesifik sepanjang waktu.
4. Bennet dan Brown (1999), bounding:
terjadinya hubungan antara orang tua dan bayi sejak awal kehidupan, attachment:
pencurahan kasih sayang di antara individu.
5. Brozeton (dalam Bobak, 1995):
permulaan saling mengikat antara orang-orang seperti antara orang tua dan anak
pada pertemuan pertama.
6. Parmi (2000): suatu usaha untuk
memberikan kasih sayang dan suatu proses yang saling merespon antara orang tua
dan bayi lahir.
7. Perry (2002), bounding:
proses pembentukan attachment atau membangun ikatan; attachment:
suatu ikatan khusus yang dikarakteristikkan dengan kualitas-kualitas yang
terbentuk dalam hubungan orang tua dan bayi.
8. Subroto (cit Lestari, 2002): sebuah
peningkatan hubungan kasih sayang dengan keterikatan batin antara orang tua dan
bayi.
9. Maternal dan Neonatal Health: adalah
kontak dini secara langsung antara ibu dan bayi setelah proses persalinan,
dimulai pada kala III sampai dengan post partum.
10. Harfiah, bounding: ikatan; attachment:
sentuhan.
Ø Tahap-tahap Bounding Attachment
1. Perkenalan, dengan melakukan kontak
mata, menyentuh, berbicara dan mengeksplorasi segera setelah mengenal bayinya
2. Bounding (keterikatan)
3. Attachment, perasaan sayang yang
mengikat individu dengan individu lain.
Ø Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Berhasil atau Tidaknya
Proses Bounding Attachment
1.
Kesehatan emosional orang tua
Orang tua yang mengharapkan
kehadiran si anak dalam kehidupannya tentu akan memberikan respon emosi yang
berbeda dengan orang tua yang tidak menginginkan kelahiran bayi tersebut.
Respon emosi yang positif dapat membantu tercapainya proses bounding attachment
ini.
2. Tingkat kemampuan, komunikasi dan
ketrampilan untuk merawat anak
Dalam
berkomunikasi dan keterampilan dalam merawat anak, orang tua satu dengan yang
lain tentu tidak sama tergantung pada kemampuan yang dimiliki masing-masing.
Semakin cakap orang tua dalam merawat bayinya maka akan semakin mudah pula
bounding attachment terwujud.
3. Dukungan sosial seperti keluarga,
teman dan pasangan
Dukungan
dari keluarga, teman, terutama pasangan merupakan faktor yang juga penting
untuk diperhatikan karena dengan adanya dukungan dari orang-orang terdekat akan
memberikan suatu semangat / dorongan positif yang kuat bagi ibu untuk
memberikan kasih sayang yang penuh kepada bayinya.
4. Kedekatan orang tua dan anak
Dengan
metode rooming in kedekatan antara orang tua dan anak dapat terjalin secara
langsung dan menjadikan cepatnya ikatan batin terwujud diantara keduanya.
5.
Kesesuaian antara orang tua dan anak
(keadaan anak, jenis kelamin)
Anak akan lebih mudah diterima oleh anggota keluarga yang lain ketika keadaan anak sehat / normal dan jenis kelamin sesuai dengan yang diharapkan.
Anak akan lebih mudah diterima oleh anggota keluarga yang lain ketika keadaan anak sehat / normal dan jenis kelamin sesuai dengan yang diharapkan.
Pada awal kehidupan, hubungan ibu
dan bayi lebih dekat dibanding dengan anggota keluarga yang lain karena setelah
melewati sembilan bulan bersama, dan melewati saat-saat kritis dalam proses
kelahiran membuat keduanya memiliki hubungan yang unik.
Ø Cara Untuk Melakukan Bounding Attachment
§ Pemberian ASI ekslusif
Dengan dilakukannya pemberian ASI
secara ekslusif segera setelah lahir, secara langsung bayi akan mengalami
kontak kulit dengan ibunya yang menjadikan ibu merasa bangga dan diperlukan ,
rasa yang dibutuhkan oleh semua manusia.
§ Rawat gabung
Rawat
gabung merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan agar antara ibu dan bayi
terjalin proses lekat (early infant mother bounding) akibat sentuhan badan
antara ibu dan bayinya. Hal ini sangat mempengaruhi perkembangan psikologis
bayi selanjutnya, karena kehangatan tubuh ibu merupakan stimulasi mental yang
mutlak dibutuhkan oleh bayi. Bayi yang merasa aman dan terlindung, merupakan
dasar terbentuknya rasa percaya diri dikemudian hari. Dengan memberikan ASI
ekslusif, ibu merasakan kepuasan dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bayinya, dan
tidak dapat digantikan oleh orang lain. Keadaan ini juga memperlancar produksi
ASI, karena refleks let-down bersifat psikosomatis. Ibu akan merasa bangga
karena dapat menyusui dan merawat bayinya sendiri dan bila ayah bayi berkunjung
akan terasa adanya suatu kesatuan keluarga.
§ Kontak mata (Eye to Eye Contact)
Beberapa
ibu berkata begitu bayinya bisa memandang mereka,mereka merasa lebih dekat
dengan bayinya. Orang tua dan bayi akan menggunakan lebih banyak waktu untuk
saling memandang. Seringkali dalam posisi bertatapan. Bayi baru lahir dapat
diletakkan lebih dekat untuk dapat melihat pada orang tuanya. Kesadaran
untuk membuat kontak mata dilakukan kemudian dengan segera. Kontak mata
mempunyai efek yang erat terhadap perkembangan dimulainya hubungan dan rasa
percaya sebagai faktor yang penting dalam hubungan manusia pada umumnya.
§ Suara (Voice)
Mendengar
dan merenspon suara antara orang tua dan bayinya sangat penting. orang tua
menunggu tangisan pertama bayi mereka dengan tegang. Suara tersebut membuat
mereka yakin bahwa bayinya dalam keadaan sehat. Tangis tersebut membuat mereka
melakukan tindakan menghibur. Sewaktu orang tua berbicara dengan nada suara
tinggi, bayi akan menjadi tenang dan berpaling kearah mereka. Respon antara ibu
dan bayi berupa suara masing-masing. Orang tua akan menantikan tangisan pertama
bayinya. Dari tangisan itu, ibu menjadi tenang karena merasa bayinya baik-baik
saja (hidup). Bayi dapat mendengar sejak dalam rahim, jadi tidak mengherankan
jika ia dapat mendengarkan suara-suara dan membedakan nada dan kekuatan sejak
lahir, meskipun suara-suara itu terhalang selama beberapa hari oleh cairan
amniotik dari rahim yang melekat dalam telinga.
§ Aroma /Odor (Bau Badan)
Setiap anak memiliki aroma yang unik
dan bayi belajar dengan cepat untuk mengenali aroma susu ibunya. Indera
penciuman pada bayi baru lahir sudah berkembang dengan baik dan masih memainkan
peran dalam nalurinya untuk mempertahankan hidup. Indera penciuman bayi akan
sangat kuat, jika seorang ibu dapat memberikan bayinya Asi pada waktu tertentu.
§ Gaya bahasa (Entrainment)
Bayi mengembangkan irama akibat
kebiasaan. Bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraan
orang dewasa. Mereka menggoyangkan tangan, mengangkat kepala, menendang-nendangkan
kaki. Entrainment terjadi pada saat anak mulai bicara. Bayi baru lahir
menemukan perubahan struktur pembicaraan dari orang dewasa. Artinya
perkembangan bayi dalam bahasa dipengaruhi kultur, jauh sebelum ia menggunakan
bahasa dalam berkomunikasi. Dengan demikian terdapat salah satu yang akan lebih
banyak dibawanya dalam memulai berbicara (gaya bahasa).
Selain itu juga mengisyaratkan umpan balik
positif bagi orang tua dan membentuk komunikasi yang efektif.
§ Bioritme (Biorhythmicity)
Salah satu tugas bayi baru lahir
adalah membentuk ritme personal (bioritme). Orang tua dapat membantu proses ini
dengan memberi kasih sayang yang konsisten dan dengan memanfaatkan waktu saat
bayi mengembangkan perilaku yang responsif. Janin dalam rahim dapat dikatakan
menyesuaikan diri dengan irama alamiah ibunya seperti halnya denyut jantung.
Salah satu tugas bayi setelah lahir adalah menyesuaikan irama dirinya sendiri.
Orang tua dapat membantu proses ini dengan memberikan perawatan penuh kasih
sayang secara konsisten dan dengan menggunakan tanda keadaan bahaya bayi untuk
mengembangkan respon bayi dan interaksi sosial serta kesempatan untuk belajar.
§ Inisiasi Dini
Setelah bayi lahir, dengan segera
bayi ditempatkan diatas ibu. Ia akan merangkak dan mencari puting susu ibunya.
Dengan demikian, bayi dapat melakukan reflek sucking dengan segera.
Ø Prinsip-Prinsip dan Upaya Meningkatkan Bounding Attachment
1. Dilakukan segera (menit pertama jam
pertama).
2. Sentuhan orang tua pertama kali.
3. Adanya ikatan yang baik dan
sistematis berupa kedekatan orang tua ke anak.
4. Kesehatan emosional orang tua.
5. Terlibat pemberian dukungan dalam
proses persalinan.
6. Persiapan PNC sebelumnya.
7. Adaptasi.
8. Tingkat kemampuan, komunikasi dan
keterampilan untuk merawat anak.
9. Kontak sedini mungkin sehingga dapat
membantu dalam memberi kehangatan pada bayi, menurunkan rasa sakit ibu, serta
memberi rasa nyaman.
10.
Fasilitas untuk kontak lebih lama.
11.
Penekanan pada hal-hal positif.
12.
Perawat maternitas khusus (bidan).
13.
Libatkan anggota keluarga
lainnya/dukungan sosial dari keluarga, teman dan pasangan.
14.
Informasi bertahap mengenai bounding
attachment.
Ø Manfaat Bounding Attachment
Adapun
manfaat dari implementasi teori bounding attachment jika dilakukan secara baik
yaitu:
1.
Bayi merasa dicintai, diperhatikan, mempercayai, menumbuhkan sikap sosial.
2.
Bayi merasa aman, berani mengadakan eksplorasi.
3.
Akan sangat berpengaruh positif pada pola perilaku dan kondisi psikologis bayi
kelak.
Ø Hambatan Bounding Attachment
Sesuatu yang prosesnya tidak sealur
dengan tujuan dari bounding attachment dan dapat dikatakan sebagai
penghambat dalam bounding attachment adalah:
1.
Kurangnya support sistem.
2.
Ibu dengan resiko (ibu sakit).
3.
Bayi dengan resiko (bayi prematur, bayi sakit, bayi dengan cacat fisik).
4.
Kehadiran bayi yang tidak diinginkan.
Ø Peran Bidan dalam Mendukung Terjadinya Bonding Attachment
1. Membantu menciptakan terjadinya
ikatan antara ibu dan bayi dalam jam pertama pasca kelahiran.
2. Memberikan dorongan pada ibu dan
keluarga untuk memberikan respon positif tentang bayinya, baik melalui sikap
maupun ucapan dan tindakan.
3. Sewaktu pemeriksaan ANC, Bidan
selalu mengingatkan ibu untuk menyentuh dan meraba perutnya yang semakin
membesar
4. Bidan mendorong ibu untuk selalu
mengajak janin berkomunikasi
5. Bidan juga mensupport ibu agar dapat
meningkatkan kemampuan dan keterampilannya dalam merawat anak, agar saat
sesudah kelahiran nanti ibu tidak merasa kecil hati karena tidak dapat merawat
bayinya sendiri dan tidak memiliki waktu yang seperti ibu inginkan
6. Ketika dalam kondisi yang tidak
memungkinkan untuk melaksanakan salah satu cara bonding attachment dalam
beberapa saat setelah kelahiran, hendaknya Bidan tidak benar-benar memisahkan
ibu dan bayi melainkan Bidan mampu untuk mengundang rasa penasaran ibu untuk
mengetahui keadaan bayinya dan ingin segera memeluk bayinya. Pada kasus
bayi atau ibu dengan risiko, ibu dapat tetap melakukan bonding attachment
ketika ibu member ASI bayinya atau ketika mengunjungi bayi di ruang perinatal.
( Yetti Anggraini, Asuhan Kebidanan Masa Nifas, hal 65-75)
C.Rencana
Asuhan
A. pengumpulan data Subjektif
· Keseluruhan kesehatan bayi
· Masalah menyusui
· Amati posisi menyusui
· Amati refleks hisap
· Kebersihan rumah
· Suasana hati ibu
· Interaksi ibu dengan bayi
· Pertumbuhan
· Peningkatan BB
· Demam
· Menyusu 2-4 jam sekali
· Persediaan makanan dan air
· Berkemih 6-8 kali sehari
· Menunjukkan tanda-tanda bahaya
· Tampak waspada saat bangun
· Matanya mengikuti gerakan ibu
B.
Pengumpulan data Objektif
1.
pemeriksaan fisik
2.
tinjauan ulang sistem-sistem utama tubuh
· sistem pernafasan
· dalam keadaan normal tangis bayi
terdengar keras dan bernada sedang
· sistem kardiovaskuler dan darah
· sistem ginjal
· sistem gastrointestinal
· pengaturan suhu
· adaptasi imunologi
· sistem reproduksi
· sistem muskuluskeletal
· sistem neurologi
(Maria
Surya Budi, 1993. Cara Merawat bayi dan Anak-Anak)
C. Panca Indra
1.
penglihatan
· sensitif terhadap cahaya terang
· jarak fokus adalah 15-20 cm
· pada usia 2 minggu bayi dapat mengenali muka ibunya
· perhatian pada warna, variasi dan kompleksitas
2.
Penciuman
· dapat membedakan bau menyengat
· menyukai pada bau susu, terutama ASI
· mengetahui bau susu ibu
3.Pengecapan
·
Bereaksi secara kuat terhadap
berbagai rasa
·
Memperlihatkan kesukaan yang kuat
pada rasa manis
4.
Pendengaran
·
Mampu membedakan berbagai suara
·
Lebuh menyukai suara dengan pola
suara yang sama
·
Lebih menyukai suara ibunya
·
Merasa tenang dengan suara-suara
bernada rendah
5.
Sentuhan
·
Mudah terlihat dengan reaksi
terhadap berbagai reflek
·
Bayi sangat sensitif terhadap
sentuhan
·
Merasa senang dengan kontak kulit ke
kulit, berendam dalam air, gosokan tangan, belaian dan gerak ayun
·
Reaksi terhadap sentuhan dan refleks
genggam memperkuat hubungan
6.
Assasement
D. Planning
.
1. Pengukuran BB
Di ukur tiap 2 hari sekali atau
dapat lebih sering. Bayi ditimbang dalam keadaan telanjang, biasanya sebelum
bayi dimandikan. Pada minggu pertama kelahiran bayi terjadi kehilangan berat
badan sebanyak 10% karena :
a. Pengeluaran mekonium
b. Pengeluaran energi
c. Asupan kalori yang masih relatif
rendah
2. Kontrol
Suhu
Suhu
akan lebih akurat pengukurannya apabila diperiksa di rectal. Pada jam-jam
pertama kelahiran suhu bayi baru lahir diukur setiap setengah jam sampai
pengukuran 2 kali berturut –turut suhu bayi menunjukkan 36.5 C 24
jam pertama setiap 4 jam, kemudian hari berikutnya 2 kali sehari bila tidak ada
komplikasi. Pengukuran dilakukan sebelum bayi ditelanjanggi.
3.
Perawatan Tali Pusat
Suatu tindakan atau penanganan lanjut
pada neonatus untuk mencegah infeksi dan membantu supaya luka tali pusat cepat
kering
Tujuan perawatan tali pusat :
·
Mencegah infeksi
·
Mempercepat pengeringan
·
Mempercepat terlepasnya tali pusat
(puput)
Indikasi :
·
Pada BBL setelah tali pusat dipotong
·
Jika tali pusat kotor
·
Jika tali pusat terkena air kencing,
kotoran bayi
·
Dilakukan setelah tali pusat
dipotong sampai tali pusat terlepas
·
Dilakukan minimal 2 kali sehari
·
Hal–hal yang harus diperhatikan
dalam perawatn tali pusat :
·
Perawatan tali pusat dilakukan
setiap habis mandi , basah karena BAB/BAK
·
Daerah tali pusat harus keadaan
bersih dan kering
·
Tali pusat tidak boleh diberikan
ramuan-ramuan tradisional
·
Perhatikan adannya kemerahan
,berlendir atau perdarahan : Tanda-tanda infeksi
4. Tempat tidur yang tepat
5. Memandikan bayi
6. mengenakan pakaian
7. perawatan hidung
8. perawatan mata dan telinga
9. perawatan kuku
10. kapan membawa bayi keluar rumah
11.pemeriksaan
12. perawatan kulit dan bermain
(Yetti Anggraini, Asuhan Kebidanan
Masa Nifas)
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, Yeti. 2009. Asuhan
Kebidanan Masa Nifas. Jakarta : Bina Pustaka
Pillitteri,
Adele. 2002. Buku Saku Perawatan Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: EGC
Suryabudhi,Maria.
1993. Cara Merawat Bayi dan Anak-Anak. Bandung: CV Pionir Jaya.
1. Asuhan Primer
Pada Bayi 6 Minggu Pertama
Bayi yang baru lahir mendapatkan
pengalaman yang sama sekali berbeda dengan yang kita alami. Mereka sepenuhnya
bergantung pada orang tuanya untuk seluruh kebutuhan dasarnya. Untungnya mereka
memiliki cara untuk mengkomunikasikannya dengan orang tuanya. Di 6 minggu
pertama, ibu dan bayi akan belajar banyak satu sama lain. Proses “give &
take” yang terjadi antara ibu dan bayi akan menciptakan ikatan yang kuat.
Hubungannya dengan ibu akan menjadi landasan baginya untuk berhubungan dengan
yang lainnya. Perhatikan bayi baik-baik karena bayi sangat memperhatikan ibunya
dan seberapa baik ibunya memperlakukannya. Telentangkan bayi selagi tidur
karena dia belum mampu mengubah posisi badannya jika dia sulit bernafas kecuali
jika dokter anak anda menyarankan lain.
2.
Peran Bidan
Pada Bayi Sehat
Beberapa prinsip pedekatan asuhan terhadap anak (termasuk
didalamnya bayi dan balita) yang dipegang oleh bidan yaitu:
1. Anak bukanlah miniatur orang dewasa tetapi merupakan
sosok individu yang unik yang mempunyai kebutuhan khusus sesuai dengan tahapan
perkembangan dan pertumbuhannya.
2. Berdasarkan kepada pertumbuhan dan perkembangan anak
sehingga permasalahan asuhan terhadap klien sesuai dengan tahap perkembangan
anak.
3. Asuhan kesehatan yang diberikan menggunakan pendekatan
sistem.
4. Selain memenuhi keutuhan fisik, juga harus
memperhatikan keutuhan psikologis dan sosial.
Bayi sangat rentan terhadap penyakit,
maka dari itu peran bidan pada bayi sehat adalah dengan cara memberikan ASI
karena ASI mengandung kekebalan alami. Merupakan hal yang normal jika frekuensi
BAB bayi yang mendapat ASI menurun saat kolostrum yang bersifat pencahar,
benar-benar tidak terdapat lagi dalam ASI setelah sekitar usia 6 minggu.
Seorang bayi pada usia ini dapat terus mempunyai frekuensi BAB sebanyak 5 kali
per hari, kadang bahkan setiap habis disusui. Merupakan hal yang normal pula
untuk bayi ASI berusia lebih dari 6 minggu hanya BAB 1 kali tiap beberapa hari.
Beberapa bayi yang sehat hanya BAB seminggu sekali. Bila BAB menjadi lebih
jarang, volumenya harus lebih banyak. Selama bayi bertambah berat badannya
dengan baik, BAK cukup, dan terlihat senang serta puas maka tidak ada yang perlu
dikhawatirkan dari BAB yang jarang dan tidak perlu memberikan bayi pencahar,
jus buah, atau “bantuan” lainya. Sebenarnya, berusaha memaksa BAB dapat
berakibat bahaya pada bayi setelah bayi berusia 6 minggu, ia mungkin hanya
membasahi 5-6 popok kain per hari, tetapi popok ini akan lebih basah. Seiring
dengan bertumbuhnya bayi, ia dapat menghasilkan dan menahan urin lebih banyak
dalam satu waktu. Untuk menilai basahnya suatu popok untuk bayi lebuh tua,
tuang 8 sendok makan (120 ml) ke popok kering. Merawat mulut pada bayi 6 minggu
pertama bersihkan mulut bayi dengan sikat mulut bayi atau lap basah setalah
makan. (DR. Surriah, Nutrisi dan Gizi Untuk Bayi Dan Balita)
Mengidentifikasi peranan bidan pada bayi sehat
Bidan berperan dalam dalam asuhan terhadap bayi dan
balita terutama dalam hal:
1)
Melakukan
pengkajian/pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan anak, meliputi:
-
Pemeriksaan
fisik
-
Pengukuran
fisiologis (tanda-tanda vital)
-
Penampilan umum
-
Perkembangan psikologis
-
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.
2)
Penyuluhan
kesehatan kepada keluarga:
-
Pemberian
makanan bergizi pada bayi dan balita: pemberian makanan bayi, cara pemberian
ASI pada bayi, pola pemberian makanan bayi usia 0-2 tahun, cara menyusui bayi
yang baik, cara mengetahui apabila bayi telah kenyang dan cukup mendapat air
susu ibu, hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI, saat penggantian ASI dengan
susu buatan, perlunya bayi mendapat makanan tambahan setelah berumur 6 bulan,
makanan tambahan bayi sebagai pendamping ASI, menghentikan pemberian ASI,
mengatur makanan anak usia 1-5 tahun.
-
Pemeriksaan
rutin/berkala terhadap bayi dan balita, imunisasi, pencegahan kecelakaan,
kesehatan gigi, peningkatan kesehatan pola tidur, bermain, peningkatan
pendidikan seksual dimulai sejak balita (sejak anak mengenal identitasnya
sebagai laki-laki atau perempuan). Tahap tahap penting perkembangan dalam 6
minggu pertama
3.
Bounding
Attachment
a.
Definisi
Bounding adalah proses pembentukan sedangkan attachment
(membangun ikatan) jadi Bounding Attachment adalah sebuah peningkatan hubungan
kasih sayang dengan keterikatan batin antara orangtua dan bayi. Hal ini
merupakan proses dimana sebagai hasil dari suatu interaksi terus-menerus antara
bayi dan orang tua yang bersifat saling mencintai memberikan keduanya pemenuhan
emosional dan saling membutuhkan.
b.
Keuntungan Bounding Attachment
Bayi
merasa dicintai, diperhatikan, mempercayai, menumbuhkan sikap sosial.
Bayi
merasa aman, berani mengadakan eksplorasi.
c.
Hambatan Bounding Attachment
Kurangnya
support sistem.
Ibu
dengan resiko (ibu sakit).
Bayi
dengan resiko (bayi prematur, bayi sakit, bayi dengan cacat fisik).
Kehadiran
bayi yang tidak diinginkan.
d.
Manfaat
Dampak positif yang dapat diperoleh dari bounding
attachment : bayi merasa dicintai, diperhatikan, mempercayai, menumbuhkan sikap
sosial; bayi merasa aman, berani mengadakan eksplorasi
Hambatan yang terjadi dalam Bounding Attachment :
kurangnya support sistem, Ibu dengan resiko, Bayi dengan resiko, Kehadiran bayi
yang tidak diinginkan.
e.
Cara untuk
melakukan bounding
1)
Inisiasi Dini : Setelah bayi lahir, dengan segera bayi ditempatkan
diatas ibu. Ia akan merangkak dan mecari puting susu ibunya. Dengan demikian,
bayi dapat melakukan refleks suckling dengan segera.
2)
Pemberian ASI eksklusif: Dengan dilakukannya pemberian ASI
secara eksklusif segera setelah lahir, secara langsung bayi akan mengalami kontak
kulit dengan ibunya yang menjadikan ibu merasa bangga dan diperlukan, rasa yang
dibutuhkan oleh sema manusia.
3)
Rawat gabung: Rawat gabung merupakan salah satu cara yang dapat
dilakukan agar antara ibu dan bayi terjalin proses lekat (early infant mother
bounding) akibat sentuhan badan antara ibu dan bayinya. Hal ini sangat
mempengaruhi perkembangan psikologis bayi selanjutnya, karena kehangatan tubuh
ibu merupakan stimulasi mental yang mutlak dibutuhkan oleh bayi. Bayi yang
merasa aman dan terlindungi, merupakan dasar terbentuknya rasa percaya diri
dikemudian hari. Dengan memberikan ASI eksklusif, ibu merasakan kepuasan dapat
memenuhi kebutuhan nutrisi bayinya, dan tidak dapat digantikan oleh orang lain.
Keadaan ini juga memperlancar produksi ASI, karena refleks let-down bersifat
psikosomatis. Ibu akan merasa bangga karena dapat menyusui dan merawat bayinya
sendiri dan bila ayah berkunjung akan terasa adanya satu kesatuan keluarga
4)
Kontak mata: beberapa ibu berkata begitu bayinya bisa memandang
mereka, mereka merasa lebih dekat dengan bayinya. Orang tua dan bayi akan
menggunakan lebih banyak waktu untuk saling memandang. Seringkali dalam posisi
bertatapan. Bayi baru lahir dapat diletakkan lebih dekat untuk dapat melihat
pada orang tuanya.
5)
Suara: Mendengar dan merespon suara antara orang tua dan
bayinya sangat penting. Orang tua menunggu tangisan pertama bayi mereka dengan
tegang. Suara tersebut membuat mereka yakin bahwa bayinya dalam keadaaan sehat.
Tangis tersebut membuat mereka melakukan tindakan menghibur. Sewaktu orang tua
berbicara dengan nada suara tinggi, bayi akan menjadi tenang dan berpaling
kearah mereka.
6)
Aroma: Setiap anak memiliki aroma yang unik dan bayi belajar
dengan cepat untuk mengenali aroma susu ibunya
7)
Entrainment: Bayi mengembangkan irama akibat kebiasaan. Bayi baru
lahir bergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraan orang dewasa. Mereka menggoyangkan
tangan, mengangkat kepala, menendang-nendang kaki. Entrainment terjadi pada
saat anak mulai bicara.
8)
Bioritme: Salah satu tugas bayi baru lahir adalah membentuk ritme
personal (bioritme). Orang tua dapat membantu proses ini dengan memberi kasih
sayang yang konsisten dan dengan memanfaatkan waktu saat bayi mengembangkan
perilaku yang responsif.
Berhasil atau tidaknya proses bounding attachment ini
sangat dipengaruhi oleh kondisi-kondisi sebagai berikut:
1)
Kesehatan emosional orang tua: Orang tua yang mengharapkan kehadiran
si anak dalam kehidupannya tentu akan memberikan respon emosi yang berbeda
dengan orang tua yang tidak menginginkan kelahiran bayi tersebut. Respon emosi
yang positif dapat membantu tercapainya proses bounding attachment ini.
2)
Tingkat kemampuan, komunikasi dan keterampilan untuk merawat anak: dalam
berkomunikasi dan keterampilan dalam merawat anak, orang tua satu dengan yang
lain tentu tidak sama tergantung pada kemampuanyang dimiliki masing-masing.
Semakin cakap orang tua dalam merawat bayinya maka akan semakin mudah pula
bounding attachment terwujud.
3)
Dukungan sosial seperti keluarga, teman dan pasangan: dukungan dari
keluarga, teman, terutama pasangan merupakan faktor yang juga penting untuk
diperhatikan karena dengan adanya dukungan dari orang-orang terdekat akan
memberikan suatu semangat / dorongan positif yang kuat bagi ibu untuk
memberikan kasih sayang yang penuh kepada bayinya.
4)
Kedekatan orang tua ke anak: dengan metode rooming ini kedekatan
antara orang tua dan anak dapat terjalin secara langsung dan menjadikan
cepatnya ikatan batin terwujud diantara keduanya.
5)
Kesesuaian antara orang tua dan anak (keadaan anak, jenis kelamin): anak akan
lebih mudah diterima oleh anggota keluarga yang lain ketika keadaan anak
sehat/normal dan jenis kelamin sesuai dengan yang diharapkan.
4.
Rencana Asuhan
Contoh membuat Dokumentasi dengan sistem SOAP (kasus
fiktif)
Subyektif : ibu mengatakan bayinya banyak menyusu,
lama menyusu 2-3 jam, 8x sehari, istirahat cukup, BAB dan BAK normal. Bayi ibu
pada umur 4 minggu telah di berikan imunisasi BCG.
Obyektif : keadaan mum baik, bayi sangat aktif,
menangis kuat, hasil pemeriksaan tanda vital : Denyut jantung : 126x/menit,
Respirasi: 44x/menit, Suhu : 36,50c, PB: 42cm, BB: 3100 gr.
Assesment : Neonatus cukup bulan usia 6 minggu
Planning
a)
Membina
hubungan baik → hubungan baik terbina
b)
Memberitahukan
hasil pemeriksaan saat ini bahwa keadaan anak ibu baik → ibu mengerti dan
mengetahui hasil pemeriksaan
c)
Memberitahukan
ibu tentang pemberian ASI eksklusif, selama minimal 6 bulan dan cara menyusui
yang benar yaitu menyusui bayi dengan payudara kanan dan kiri secara bergantian
→ ibu mengerti dan melaksanakannya dengan baik
d)
Memberitahukan
ibu tentang imunisasi selanjutnya pada saat bayi berusia 8 minggu atau 2 bulan
harus di imunisasi DPT 1 + hepatitis B2 + polio 1 → ibu mengerti dan
berjanji akan melaksanakannya
e)
Memberitahukan
ibu tentang cara merawat kebersihan bayi. Baik dari kebersihan badan (fisik dan
kebersihan lingkungannya) → ibu telah melaksanakannya dengan baik.
f)
Mendokumentasikan
hasil asuhan dalam catatan SOAP → hasil telah di dokumentasikan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar