Kamis, 30 April 2015
asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan KPD
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEBIDANAN
Pada Ny ”M” G1 P00000 UK
40-41 Minggu, Tunggal, Hidup, Intra uteri,Inpartu Kala I Fase Laten
dengan Ketuban Pecah Dini (KPD) Di Rumah Sakit Ben Mari Malang Malang, disahkan pada:
Hari :
Tanggal :
Tempat :
Mahasiswa
Sely Nurhidayat
NIM:2012.05.114.031
Mengetahui,
Pembimbing
Klinik Pembimbing
Akademik
Ungkapan puja
dan puji syukur senantiasa saya panjatkan kepada sang Ilahi Robbi “ALLAH SWT “
yang mana berkat pertolongannyalah saya diberikan kelancaran dalam penyusunan
Laporan “Praktik Klinik Kebidanan III B”
ini. Untaian sholawat dan salam selalu tercurah limpahkan kepada junjungan kita
nabi Muhammad SAW. yang membawa kita dari zaman jahiliah menuju kejalan yang
terang menderang, penuh dengan cinta kasih seperti sekarang ini.
Alhamdulillahirabbil’alamin,
saya telah bisa menyelesaikan laporan ini, walaupun saya sadar didalamnya masih
ada beberapa kesalahan dan kekurangan. Tapi disamping itu, didalam kandungan
laporan ini juga terdapat kelebihan yang akan menutupi kekurangannya.
Akhirnya, saya
ucapkan terima kasih kepada segenap pihak yang membantu dan mendukung saya
untuk menyelesaikan Laporan “Praktik
Klinik Kebidanan III B“ ini. Khususnya
kedua orang tua saya yang saya hormati dan saya sayangi. Beliau banyak berperan
akan terselesaikannya laporan ini. beliau selalu mendukung dan juga senantiasa
berdoa untuk keberhasilan dan kesuksesan saya. Dan tak lupa pula saya ucapkan
terima kasih kepada :
- Drs. H.Supratiknyo, Apt Selaku Direktur
Akademi Kebidanan Ibrahimy.
- Listyaningsih, S.ST Selaku Ketua Panitia Praktik Klinik
Kebidanan III B
- Siti Tri Wahyuni, S.Kom Selaku Wali Kelas tingkat III
- Sofi, Amd Keb Selaku Pembimbing Praktik Klinik Kebidanan III B di
Ruang Kamar Bersalin RS BEN MARI
- Fauzah Ch.I, S.ST Selaku Pembimbing Akademik Praktik Klinik
Kebidanan III B
Saya berharap semoga
laporan ini dapat bermanfaat dan berguna
bagi kita semua. Amin.
Sukorejo, 09 April 2015
Sely Nurhidayat
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL..................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................... ii
KATA PENGANTAR............................................................................... iii
DAFTAR ISI.............................................................................................. iv
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................... 1
A.
Latar Belakang....................................................................... 1
B.
Tujuan..................................................................................... 2
C.
Batasan Masalah..................................................................... 2
D.
Sistematika Penulisan............................................................. 2
BAB 2 TINJAUAN
PUSTAKA .......................................................... 4
A.
Konsep dasar persalinan......................................................... 4
B. Konsep Ketuban Pecah Dini................................................... 13
B. Konsep menejemen varney.................................................... 16
BAB 3 TINJAUAN
KASUS................................................................. 25
BAB 4 PENUTUP................................................................................. 36
A.
Kesimpulan............................................................................. 36
B.
Saran....................................................................................... 36
DAFTAR
PUSTAKA
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ketuban
pecah dini (KPD) merupakan masalah penting dalam obstetri berkaitan dengan
penyulit kelahiran premature dan terjadinya infeksi korioamnionitis sampai
sepsis yang meningkatkan morbiditas dan mortalitas perinatal dan menyebabkan
infeksi pada ibu. Dalam keadaan normal selaput ketuban pecah dalam proses
persalinan. Dalam keadaan normal 8-10% perempuan hamil aterm akan mengalami
ketuban pecah dini ( Sarwono, 2008).
Kejadian
ketuban pecah dini dapat menimbulkan beberapa masalah bagi ibu maupun janin
misalnya pada ibu dapat menyebabkan infeksi puerperalis/ masa nifas, dry labor/
partus lama, dapat pula menimbulkan perdarahan post partum, morbiditas dan
mortalitas maternal bahkan kematian (Cunningham, 2002).etiologi pada sebagian
besar kasus tidak diketahui. Penelitian menunjukkan infeksi sebagai
penyebabnya. Faktor lain yang mempengaruhi adalah kondisi sosial ekonomi rendah
yang berhubungan dengan rendahnya kualitas peraatan antenatal, penyakit menular
seksual misalnya disebabkan oleh chalmydia trachomatis dan nescheria gonorrhea.
Penanganan
ketuban pecah dini memerlukan pertimbangan usia gestasi, adanya infeksi pada
komplikasi ibu dan janin dan adanya tanda-tanda persalinan. Dilemma sering
terjadi pada pengelolaan KPD dimana harus segera bersikap aktif terutama pada
kehamilan yang cukup bulan atau harus menungu sampai terjadinya proses
persalinan sehingga masa tunggu akan memanjang yang berikutnya akan
meningkatkan kemungkinan terjaidnya infeksi. Sikap konservatif ini sebaiknya
dilakukan pada KPD kehamilan kurang bulan dengan harapan tercapainya pematangan
paru dan berat badan janin cukup. Oleh sebab itu asuhan kebidanan yang tepat
sangat diperlukan agar penanganan KPD dapat sesuai dengan keadaan yang ada dan
memperkecil resiko terjadinya komplikasi.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk
memberikan Asuhan kebidanan kepada Ibu bersalin dengan indikasi ketuban pecah
dini
2. Tujuan Khusus
a.
Dapat melakukan pengkajian dan mengidentifikasi data pada
ibu bersalin dengan ketuban pecah dini.
b.
Dapat membuat diagnose kebidanan pada ibu bersalin dengan
ketuban pecah dini
c.
Dapat mengidentifikasi pada diagnosa dan masalah potensial ibu
bersalin dengan ketuban pecah dini.
d.
Dapat mengidentifikasi kebutuhan segera pada ibu
bersalin dengan ketuban pecah dini
e.
Dapat membuat rencana asuhan kebidanan pada ibu
bersalin dengan ketuban pecah dini
f.
Dapat melakukan asuhan kebidanan yang telah
direncanakan pada ibu bersalin dengan ketuban pecah dini
g.
Dapat mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah
dilakukan pada ibu bersalin dengan ketuban pecah dini
C.
Batasan
Masalah
Dalam penyusunan makalah ini penulis membatasi
masalah yang akan dibahas yaitu dengan mengambil suatu Asuhan Kebidanan pada Ny. M G1 P00000 UK 40-41
minggu,tunggal, hidup, intra uterin, inpartu
kala 1 fase laten dengan ketuban
pecah dini
D.
Sistematika
Penulisan
BAB 1 PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
B.
Tujuan
C.
Batasan Masalah
D.
Sistematika Penulisan
BAB 2 LANDASAN TEORI
BAB
3 TINJAUAN KASUS
A.
Pengkajian
B.
Interpretasi Data
C.
Identifikasi Diagnosa Dan Masalah Potensial
D.
Identifikasi Kebutuhan Segera
E.
Intervensi
F.
Implementasi
G.
Evaluasi
BAB
4 PENUTUP
A.
Simpulan
B.
Saran
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
2
TINJAUAN
TEORI
A.
Konsep Dasar Persalinan/Inpartu
1.
Pengertian
a)
Inpartu
adalah seorang wanita yang sedang dalam keadaan persalinan.
(Prawirohardjo,
2001: 180)
b)
Persalinan
adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin + uri) yang dapat hidup
ke dunia luar dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain.
(Mochtar, 1998: 91)
c)
Persalinan
adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan
atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir, dengan bantuan atau
tanpa bantuan (kekuatan sendiri).
(Manuaba, 1998: 157)
2.
Istilah yang Ada Hubungannya
dengan Partus
1. Menurut cara persalinan
a. Partus biasa (normal) disebut
juga partus spontan, adalah proses lahirnya bayi pada letak belakang kepala
dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan
bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam.
b. Partus luar biasa (abnormal)
ialah persalinan per vaginam dengan bantuan alat-alat atau melalui dinding
perut dengan operasi caesarea.
c. Persalinan anjuran ialah
persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya tetapi baru berlangsung setelah
pemecahan ketuban, pemberian pitogin atau prostaglandin.
2. Menurut tua/umur kehamilan
a. Abortus/keguguran
1. Terhentinya dan dikeluarkannya
hasil konsepsi sebelum mampu hidup di luar kandungan
2. Umur kehamilan sebelum 28 minggu
3. Berat janin kurang dari 1.000
gram
b. Persalinan prematuritas
1.
Persalinan
sebelum umur kehamilan 28-36 minggu
2.
Berat
janin kurang dari 2.499 gram
c. Persalinan aterm
1.
Persalinan
antara umur kehamilan 37-42 minggu
2.
Berat
janin di atas 2.500 gram
d. Persalinan serotinus
1.
Persalinan
melampaui umur hamil 42 minggu
2.
Pada
janin terdapat tanda post maturitas
e. Persalinan presipitatus adalah
partus yang berlangsung cepat kurang dari 3 jam (Manuaba. 1998: 157-158)
f. Persalinan percobaan adalah suatu
penilaian kemajuan persalinan untuk memperoleh bukti tentang ada atau tidaknya
diproporsi sefalo pelvik (Mochtar. 1998: 91)
3.
Sebab-Sebab yang Menimbulkan
Persalinan
Bagaimana
terjadinya persalinan belum diketahui dengan pasti, sehingga menimbulkan
beberapa teori yang berkaitan dengan mulai terjadinya kekuatan his, yaitu:
1.
Teori keregangan
a.
Otot rahim mempunyai
kemampuan meregang dalam batas tertentu
b.
Setelah melewati batas
tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai
2.
Teori penurunan
progesteron
a.
Proses penuaan plasenta
terjadi mulai umur hamil 28 minggu, dimana terjadi penimbunan jaringan ikat,
pembuluh darah mengalami penyempitan dan buntu
b.
Produksi progeston
mengalami penurunan, sehingga otot rahim lebih sensitif terhadap oksitosin
c.
Akibatnya otot rahim
mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan progesteron tertentu
3.
Teori oksitosin
a.
Oksitosin dikeluarkan
oleh kelenjar hipofisis parst posterior
b.
Perubahan keseimbangan
esterogen dan progesteron dapat mengubah sensitivitas otot rahim, sehingga
sering terjadi kontraksi Braxton Hicks
c.
Menurunnya konsentrasi
progesteron akibat tuanya kehamilan, maka oksitosin dapat meningkatkan
aktivitas, sehingga persalinan dapat dimulai
4.
Teori prostaglandin
a.
Konsentrasi
prostaglandin meningkat sejak umur hamil 15 minggu, yang dikeluarkan oleh
desidua
b.
Pemberian prostaglandin
saat hamil dapat menimbulkan konsentrasi otot rahim sehingga hasil konsepsi
dikeluarkan
c.
Prostaglandin dianggap
dapat merupakan pemicu terjadinya persalinan
4.
Tanda-Tanda Permulaan Persalinan
Sebelum
terjadinya persalinan sebenarnya beberapa minggu sebelumnya wanita memasuki
“bulannya” atau “minggunya” atau “harinya” yang disebut kala pendahuluan (prepatory stage of labor).
Tanda-tandanya sebagai berikut:
1. Ligthening atau settling atau dropping
yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama pada primi gravida
2. Perut kelihatan agar melebar,
fundus uteri turun
3. Perasaan sering atau susah
kencing (polakisuria) karena kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin
4. Perasaan sakit di perut dan di
pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah dari uterus, kadang disebut “false labor pains”
5. Serviks menjadi lembek, mulai
mendatar dan sekresinya bertambah, bisa bercampur darah (bloody show) (Mochtar. 1998: 93).
5.
Tanda-Tanda Inpartu
1. Rasa sakit oleh adanya his yang
dapat lebih kuat, sering dan teratur.
2. Keluar lendir dan bercampur darah
(show) lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada serviks.
3. Kadang-kadang ketuban pecah
dengan sendirinya.
4. Pada pemeriksaan dalam, serviks
mendatar dan pembukaan telah ada.
6.
Mekanisme Persalinan
Proses persalinan terdiri dari 4 kala,
yaitu:
1. Kala I
Dimulai sejak
terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks hingga mencapai pembukaan
lengkap (10 cm).
2. Kala II
Dimulai dari
pembukaan lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi.
3. Kala III
Dimulai sejak
lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban.
4. Kala IV
Dimulai dari setelah
lahirnya plasenta sampai 1-2 jam pertama post partum.
7.
Fisiologi Persalinan
1. Kala I (kala pembukaan)
Kala pembukaan dibagi
atas 2 fase, yaitu:
a. Fase laten
Pada fase ini
pembukaan berlangsung lambat, mulai 0-3 cm berlangsung dalam 7-8 jam.
b. Fase aktif
Pada fase ini
pembukaan berlangsung lebih cepat, mulai pembukaan 4-10 cm, berlangsung 6 jam
yang dibagi dalam 3 sub fase:
1) Periode akselerasi: berlangsung 2
jam, dari pembukaan 3 cm – 4 cm
2) Periode dilatasi maksimal:
berlangsung 2 jam, perbukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm
3) Periode deselerasi: berlangsung 2
jam, pembukaan berlangsung lambat menjadi 10 cm/lengkap
Fase-fase yang
dikemukakan diatas dijumpai pada primi gravida. Bedanya dengan multi gravida
ialah:
·
Primi
a.
Serviks
mendatar (efficement) dulu baru
dilatasi
b.
Berlangsung
13-14 jam
·
Multi
a. Mendatar dan membuka bisa
bersamaan
b. Berlangsung 6-7 jam.
Perubahan pada kala
I, yaitu:
a. Perubahan keadaan segmen atas dan
segmen bawah rahim
Dalam persalinan
perbedaan antara segmen atas rahim dan segmen bawah rahim tampak lebih jelas
lagi.
1. Segmen atas memegang peranan yang
aktif karena berkontraksi dan dindingnya bertambah tebal dengan majunya
persalinan
2. Sebaliknya segmen bawah rahim
memegang peranan pasif dan makin tipis dengan majunya persalinan karena
diregang
b. Perubahan bentuk rahim
Pada tiap kontraksi
sumbu panjang rahim bertambah panjang sedangkan ukuran yang melintang maupun
ukuran muka belakang berkurang.
c. Perubahan faal ligamentum
rotundum
Ligamentum
rotundum otot-otot polos dan kalau uterus berkontraksi, otot-otot ligamentum
rotundum ikut berkontraksi hingga ligamentum rotundum menjadi pendek.
d. Perubahan pendataran dari serviks
Pendataran
terutama nampak pada portio yang makin pendek dan akhirnya rata dengan majunya
persalinan dan serviks yang pendek (lebih dari setengahnya telah merata)
merupakan tanda dari serviks yang matang.
e. Pembukaan dari serviks
Yang
dimaksud dengan pembukaan serviks ialah pembesaran dari ostium eksternum yang
tadinya berupa suatu lubang dengan diameter beberapa milimeter menjadi lubang
yang dapat dilalui anak kira-kira 10 cm diameternya.
f. Perubahan pada vagina dan dasar
panggul
Dalam
kala I ketuban ikut meregangkan bagian atas vagina mengalami perubahan menjadi
bertambah meregang sehingga dapat dilalui anak. Setelah ketuban pecah segala
perubahan terutama pada dasar panggul ditimbulkan oleh bagian depan anak. Oleh
bagian depan yang maju itu, dasar panggul diregang menjadi saluran dengan
dinding yang tipis.
g. Perubahan pada anus
Dari
luar, peregangan oleh bagian depan nampak pada perineum yang menonjol dan
menjadi tipis sedangkan anus menjadi terbuka.
2. Kala II
Perubahan/gerakan
anak pada persalinan, yaitu:
a. Turunnya kepala
Turunnya kepala dapat
dibagi dalam:
1) Masuknya kepala dalam pintu atas
panggul
Pada
primi gravida sudah terjadi pada bulan terakhir dari kehamilan tetapi pada
multigravida biasanya baru terjadi pada permulaan persalinan.
a. Masuknya kepala ke dalam pintu
atas panggul biasanya dengan sutura sagitalis melintang dan dengan fleksi yang
ringan
b. Kalau sutura sagitalis terdapat
di tengah-tengah jalan lahir, ialah tepat diantaranya symphysis dan
promontorium, maka dikatakan kepala dalam synclitismus
c. Jika sutura sagitalis agak ke
depan mendekati symphisis atau agak ke belakang mendekati promontorium, maka
kita hadapi asynclitismus.
a) Asynclitismus posterior
Kalau sutura
sagitalis mendekati symphisis dan os parietale belakang lebih rendah dari os
parietale depan.
b) Asynclitismus anterior
Kalau sutura
sagitalis mendekati promontorium sehingga os parietale depan lebih rendah dari
os parietale belakang.
2) Majunya kepala
Pada
primi gravida majunya kepala terjadi setelah kepala masuk ke dalam rongga
panggul dan biasanya baru mulai pada kala II. Pada multi gravida sebaliknya
majunya kepala dan masuknya kepala dalam rongga panggul terjadi bersamaan.
b. Fleksi
Dengan
majunya kepala biasanya juga fleksi bertambah hingga ubun-ubun kecil jelas
lebih rendah dari ubun-ubun besar. Fleksi ini disebabkan karena anak didorong
maju dan sebaliknya mendapat tahanan dari pinggir pintu atas panggul, serviks,
dinding panggul atau dasar panggul. Akibat dari kekuatan ini ialah terjadinya
fleksi karena momen yang menimbulkan fleksi lebih besar dari momen yang
menimbulkan defleksi.
c. Putaran paksi dalam
Ialah putaran dari bagian depan
sedemikian rupa sehingga bagian terendah dari bagian depan memutar ke depan ke
bawah symphisis. Putaran paksi dalam tidak terjadi tersendiri tetapi selalu
bersamaan dengan majunya kepala dan tidak terjadi sebelum kepala sampai ke
Hodge III, Kadang-kadang baru setelah kepala sampai di dasar panggul.
d. Ekstensi/defleksi
Disebabkan
karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah ke depan dan atas, sehingga
kepala harus mengadakan ekstensi untuk melaluinya. Setelah sub occiput tertahan
pada pinggir bawah symphisis maka lahirlah berturut-turut pada pinggir atas
perineum ubun-ubun besar, dahi, hidung, mulut, dan akhirnya dagu dengan gerakan
ekstensi.
e. Putaran paksi luar
Setelah
kepala lahir, maka kepala anak memutar kembali ke arah punggung anak untuk
menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena putaran paksi dalam.
f. Ekspulsi
Setelah
putaran paksi luar, bahu depan sampai di bawah symphisis dan menjadi
hypomochlion untuk kelahiran bahu belakang. Kemudian bahu depan menyusul dan
selanjutnya seluruh badan anak lahir searah dengan paks jalan lahir.
Lamanya kala II pada
primi 1 ½ - 2 jam dan pada multi ½ - 1 jam.
3. Kala III (kala pengeluaran uri)
Setelah
bayi lahir, kontraksi rahim istirahat sebentar. Uterus teraba keras dengan
fundus uterus setinggi pusat dan berisi plasenta yang menjadi tebal 2x
sebelumnya. Beberapa saat kemudian, timbul his pelepasan dan pengeluaran uri.
Dalam waktu 5-1 menit seluruh plasenta terlepas, terdorong ke dalam vagina dan
akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas simfisis atau fundus
uteri. Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir.
Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc.
4. Kala IV
Adalah
kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi dan uri lahir untuk mengamati keadaan
ibu terutama terhadap bahaya perdarahan postpartum.
Lamanya persalinan
pada primi dan multi adalah:
Primi Multi
Kala
I 13
jam 7 jam
Kala
II 1
jam ½ jam
Kala
III ½
jam ¼ jam
Lama
persalinan: 14 ½ jam 7 ¾ jam
(Mochtar, 1998: 97).
8.
Faktor-Faktor yang Berperan dalam
Persalinan
1. Passage
Adalah
jalan lahir yang meliputi rangka panggul, dasar panggul, uterus dan vagina.
Agar passanger yaitu isi uterus dapat melalui jalan lahir tanpa rintangan maka
jalan lahir tersebut harus normal.
2. Passanger
Adalah
anak, air ketuban dan plasenata sehingga isi dari uterus yang akan dilahirkan
agar persalinan berjalan dengan lancar maka faktor passanger harus normal.
3. Power
Adalah
tenaga untuk melahirkan yaitu kontraksi uterus atau his dari tenaga mengedan
ibu untuk mengadakan persalinan yang normal, maka tenaga ibu harus normal juga.
4. Psikologi ibu
Keadaan
emosi ibu, suasana hatinya, adanya konflik, anak diinginkan atau tidak.
5. Penolong
Dokter
atau bidan yang menolong persalinan dengan pengetahuan dan keterampilan dan
seni yang dimiliki (Mochtar.1998: 75).
B. Konsep
KPD (Ketuban Pecah Dini)
1. Definisi
Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban
sebelum ada tanda-tanda persalinan (Sukarni & Margareth, 2013).
Ketuban pecah dini didefinisikan sebagai pecahnya
ketuban sebelum waktunya melahirkan. Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan
maupun jauh sebelum waktunya melahirkan. KPD preterm adalah KPD sebelum usia
kehamilan <37 adalah="" kpd="" memanjang="" minggu.="" terjadi="" yang="">12 jam
sebelum waktunya melahirkan (Rukiyah & Lia, 2010). 37>
2. Etiologi
Etiologi ketuban pecah dini belum diketahui. Faktor
predisposisi ketuban pecah dini adalah kehamilan ganda, riwayat persalinan
preterm sebelumnya, tindakan senggama: tidak berpengaruh terhadap resiko
kecuali jika hygiene buruk, predisposisi terhadap infeksi, perdarahan
pervaginam, bakteri dengan pH vagina diatas 4,5, serviks tipis. Flra vagina
abnormal, kadar CRH (Corticotropin Releasing Hormone) maternal tinggi misalnya
pada stres psikologis, dsb dapat menjadi stimulasi persalinan preterm (Rukiyah
& Lia, 2010).
3. Manifestasi
Klinis
a. Keluar
air ketuban warna putih keruh, jernih, kuning, hijau, atau kecokelatan
sedikit-sedikit atau sekaligus banyak
b. Dapat
disertai demam bila sudah ada infeksi
c. Janin
mudah diraba
d. Pada
periksa dalam selaput ketuban tidak ada, air ketuban sudah kering
e. Inspekulo:
tampak air ketuban mengalir atau selaput ketuban tidak ada dan air ketuban
sudah kering
(Sukarni
& Margareth, 2013)
f. Demam,
bercak vagina yang banyak, nyeri perut, denyut jantung janin bertambah cepat
merupakan tanda-tanda infeksi yang terjadi (Rukiyah & Lia, 2010).
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan
leukosit darah >15.000/uL bila terjadi infeksi
b. Tes
lakmus merah berubah menjadi biru
c. Amniosintesis
d. USG:
menentukan usia kehamilan, indeks cairan amnion berkurang
5. Komplikasi
Komplikasi pada KPD antara lain dapat menyebabkan:
infeksi intrapartum (korioamniosintesis) ascendens dari vagina ke intrauteri
persalinan preterm jika terjadi pada usia kehamilan preterm: komplikasi pada
ibu mencakup peningkatan kejaidan persalinan melalui bedah Caesar (akibat
malpresentasi, prolaps tali pusat), infeksi intramnion (15-30%) dan
endometritis pasca persalinan: gawat janin dan kematian janin akibat hipoksia
(sering terjadi pada presentasi bokong atau letak lintang), oligohidramnion
bahkan sering partus kering (dry labor) karena air ketuban habis.
6. Penatalaksanaan
a. KPD saat
preterm (<37 minggu="" o:p="">37>
KPD
<32 3-4="" adanya="" aktifitas="" alkalis="" antibiotic="" biru="" cairan="" infeksi="" janin="" ketuban="" kultur="" lakmus="" mencakup="" menjadi="" menunjukkan="" merah="" minggu="" o:p="" obat="" pemantauan="" pembatasan="" pemeriksaan="" regular="" rutin="" secara="" servikovaginal="" tatalaksana="" tes="" tiap="" untuk="" usg="">32>
KPD 32-34
minggu tatalaksana observasi mencakup pemberian antibiotic untuk memperpanjang
masa laten pengobatan kostikosteroid antenatal.
KPD
>34 minggu penentuan pematangan paru-paru janin
b. KPD saat
aterm (>37 minggu)
Tatalaksana:
tidak ada kontraindikasi terhadap tatalaksana observasi seperti gawat janin,
perdarahan pervaginam tanpa diketahui penyebanya, korioamniosintesis segera
induksi dengan atau tanpa pematangan serviks (Rukiyah & Lia, 2010).
C.
Konsep Menejemen Kebidanan Varney
I.
PENGKAJIAN DATA
No Reg.
Tanggal pengkajian
Tempat pengkajian
Oleh
A.
Data Objektif
1.
Biodata
·
Nama penderita dan suaminya
Tujuannya agar dapat mengenal dan memanggil
penderita dan tidak keliru dengan penderita penderita lainnya.
·
Usia penderita
Untuk mengetahui keadaan ibu terutama pada
kehamilannya yang pertama kali apakah termasuk primipara muda / biasa / tua.
·
Agama
Ditanyakan karena berhubungan dengan perawatan
penderita misalnya dari agama ada aturan yang tidak boleh makan daging.
·
Pendidikan
Untuk mengetahui kemampuan berfikir,tingkat
pengetahuan, sehingga memudahkan bidan untuk KIE
·
Pekerjaan
Untuk mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial ekonomi penderita itu agar
nasehat kita nanti sosial. Jika ibunya bekerja untuk mengetahui apakah kiranya
pekerjaan itu akan mengganggu kehamilannya.
·
Kebangsaan
Untuk mengadakan statistik tentang kelahiran
juga menentukan prognose persalinan dengan melihat panggul
·
Alamat
Untuk mengetahui ibu tinggal dimana menjaga
kemungkinan bila namanya sama alamat ini juga perlu bila mengadakan kunjugan
pada penderita
2.
Keluhan Utama
Alasan klien datang ke tempat pelayanan
kesehatan yang diungkapkan dengan kata katanya sendiri berdasarkan
keluhan yang dirasa
3.
Riwayat Pernikahan
Nikah atau tidak
Nikah ke
Berapa lama nikah
Bila orang hamil yang lama menikah nilai anak tentu
besar sekali dan ini harus diperhitungkan dalam pimpinan persalinan bila pula
kehamilan terjadi diluar pernikahan akan menantukan intervensi dan Kie yang
akan diberikan
4.
Riwayat Menstruasi
·
Umur Menarche
Peningkatan estrogen yang mencolok pada anak
perempuan terjadi pada usia 8-12 tahun, pada saat ini anak perempuan mengalami
menarche
·
Frekuensi / siklus
Siklus yang banyak terjadi adalah 28 hari,
tetapi pada beberapa wanita memiliki siklus 24 hari maupun 32 hari
·
Lamanya
Lama rata rata aliran menstruasi adalah 5 hari
·
Banyaknya
Jumlah darah yang hilang rata-rata 50 cc
·
Karakteristik darah
Dengan lendir atau bergumpal atau merah segar
dan lain lain
·
Dismenorhea
Keluhan yang dirasa pada saat menstruasi
·
Flour albus
Ada atau tidak pada keputihan normal warna
lendir bening sampai denga putih susu tidak bau dan tidak gatal.
·
Keluhan haid
PMS dalam batas normal
·
HPHT
Tanggal dimana ibu baru mengeluarkan darah
menstruasi dengan frekuensi dan lama seperti menstruasi biasanya
5.
Riwayat Obstetrik
-
Riwayat kehamilan
Gravida/ para
Tipe olongan darah
Masalah obstetrik medis dan sosial yang lain
-
Riwayat Persalinan
Persalinan baik spontan atau normal ditolong
oleh bidan dokter spesialis atau dukun dengan penyulit atau tanpa penyulit
-
Riwayat Nifas
-
Riwayat KB
-
Status TT
6.
Riwayat Kehamilan Sekarang
Untuk mengetahui segala hal yang terjadi baik
pada TM I, TM II, TM III
7.
Riwayat kesehatan Sekarang
Berhubungan dengan masalah atau alasan datang
8.
Riwyat Kesehatan Keluarga
Untuk mengetahui kelainan atau penyakit bawaan
yang diderita ibu
9.
Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Untuk mengetahui penyakit yang pernah diderita
ibu
10. Latar
belakang sosial budaya
Kebiasaan apa saja
yang dilakukan masyarakat untuk menyambut si janin.
11.
Pola kebiasaan Sehari-hari
a.
Nutrisi
Kebutuhan makan ibu selama hamil dan saat
tidak hamil
b.
Istirahat dan Tidur
Jadwal istirahat perlu diperhatikan karena
istirahat dan tidur yang teratur dapat meningkatkan kesehatan jasmani da rohani
untuk perkembangan dan pertumbuhan janin
c.
Eliminasi
Untuk mengetahui frekuensi BAK dan konsistensi
BAB
d.
Aktifitas
Untuk mengetahui sejauh mana ibu melakukan
aktifitas dan seberat apa. Aktifitas yang berlebihan akan berakibat juga pada
kehamilan
e.
Kehidupan Seksual
Frekuensi intensitas posisi untuk kegiatan
seksual memerlukan penyesuaian bagi wanita hamil
B.
DATA OBJEKTIF
1.Pemeriksaan Umum
a.
Keadaan umum
Dalam hal ini menilai kesadaran, sikap tubuh,
cara berjalan
b.
Tanda Tanda Vital
Tekana darah
Nadi
Pernafasan
Suhu
c.
Tinggi badan berat badan sebelum dan sekarang,
LILA
-
Tinggi badan
: ibu hamil dengan tinggi badan kurang dari rata-rata >145 cm
kemungkinan panggul sempit
-
Berat badan : deteksi adanya preeklamsi karena
jika kenaikan BB lebih dari 0,5 kg / minggu
-
Lila : indikator kuat untuk status gizi ibu
kurang atau buruk
2.
Pemeriksaan fisik khusus
a.
Inspeksi
Kepala :bagaimana
keadaan rambut dan kulit kepala apakah ada benjolan dikepala
Muka : ada / tidak
cloasma, pucat / tidak, adakah odem di wajah
Mata :apakah Simetris, conjungtivanya bagaimana
dan bagaimana warna sclera
Hidung : adakah nafas
cuping hidung, adakah polip
Mulut :bagaimana
keadaan bibir apakah kering, adakah stomatitis, apakah ada caries gigi dan gigi
palsu
Leher : adakah pembesaran kelenjar tyroid & vena jugularis
Dada :apakah Simetris, putingnya menonjol,
adakah hyperpigmentasi areola mamae, apakah colostrum sudah keluar.
Abdomen :adakah
linea nigra, strie gravida, apakah membesar sesuai umur kehamilan
Genetalia : apakah ada
odema, varices dan flour albus
Anus : apakah ada
hemoroid
Ekstrimitas
atas : adakah
gangguan gerak, varices dan odem
Ekstrimitas
bawah : adakah gangguan gerak, varices dan odem.
b.
Palpasi
Leher : adakah
pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis
Payudara: adakah
benjolan, apakah colostrum sudah keluar
Abdomen :
- Leopold I : untuk
mengetahui TFU dan pada fundus terapa apa
- Leopold II : untuk
mengetahui letak punggung janin
- Leopold III : untuk
mengetahui bagian terendah
- Leopold IV : untuk
mengetahui apakah kepala sudah masuk PAP
c.
Auskultasi
Untuk mendengarkan DJJ janin Normalnya 120-160 kali permenit
d.
Perkusi
Untuk mengetahui bagaimana reflek patella +/+
3.
Pemeriksaan khusus
VT Tanggal : Jam :
wib
Pembukaan :
Prsentasi :
Efficement :
Ketuban :
Molase
:
Denominator :
Hodge :
Serviks :
His :
II. NTERPRETASI DATA
Dx : Ny “ “G_ P____
Ab__ Uk : ____minggu Hidup/Mati, Tunggal/Ganda, Letkep/Letsu, Intrauterin /
Ekstrauterin, jalan Lhir Normal atau Tidak, Keadaan Ibu dan Janin baik atau
Tidak
inpartu kala I fase laten dengan ketuban pecah dini (KPD)
Ds :
Do : Keadaan umum
Kesadaran
TTV : TD : N :
S : RR:
Pembukaan
Presentasi :
Efesement :
Ketuban :
Denominator :
Molase :
-
His :
Pengeluaran
pervaginam:
Djj :
_x/menit:
Abdomen :
Leopold I: TFU_cm bagian fundus teraba bulat, lunak, dan tidak
melenting (bokong)
Leopold II: bagian kanan perut ibu Teraba keras, memanjang seperti papan (punggung janin)dan bagian kiri teraba
bagian terkecil janin(tangan dan
kaki)
Leopold III: bagian bawah perut ibu Teraba bulat, keras, dan
melenting (kepala) dan tidak bisa digoyangkan/ masih bisa digoyang
Leopold IV: Sudah masuk PAP/ belum
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Ibu : potensial terjadi partus lama, terjadi
infeksi, retensio placenta, atonia uteri
Janin : terjadi gawat janin, IUFD
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Kolaborasi dengan dokter Sp.OG
V. INTERVENSI
Dx: Ny”_” G_ P_ UK_minggu, tunggal, hidup,
intra uteri,Inpartu kala 1 fase laten dengan ketuban pecah
dini (KPD)
Tujuan:
-
mengantisipasi agar tidak terjadi
infeksi
-
mengantisipasi agar tidak terjadi kegawatdaruratan pada bayi
kriteria
hasil:
-
keadaan ibu dan janin baik
-
TTV dalam batas normal
-
DJJ dalam batas normal
-
Tidak terjadi komplikasi
1.
Lakukan
pendekatan terapeutik pada klien
R /Pendekatan pada klien dan akan tercipta kepercayaan dengan petugas kesehatan
2.
Lakukan pemeriksaan pada ibu
R/
mengetahui kondisi ibu
3.
Informasikan pada ibu dan suami megenai
hasil pemeriksaan
R/
ibu dan suami lebih megerti tentang keadaanya dan lebih kooperatif
4.
Berikan
dukungan emotional
R /Selama proses persalinan,SC emotional ibu labil dan ingin dihargai
5.
Anjurkan ibu tidur dalam keadaan miring
kiri
R/
menghindari sindrom venakava sehingga perdaran darah dari ibu ke janin lancar
6.
Kolabrasi dengan dokter SpOG
R / menentukan
tindakan selanjutnya dan pemberian terapi
7.
Melakukan informen consent dengan suami
dan keluarga
R /Membangun
kerjasama dan pengambilan keutusan secara cepat dari suami dan keluarga
8.
Lakukan persiapan operasi
R / operasi
berjalan dengan lancar
VI. IMPLEMENTASI
Pada langkah
ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah 5
dilaksanakan secara effisien dan aman. Implementasi disesuaikan dengan intervensi
VII. EVALUASI
1.
Evaluasi merupakan langkah akhir dari proses
menejemen kebidanan
2.
Tindakan pengukuran antara rencana dan
keberhasilan
3.
Tujuan untuk mengetahui sejauh mana
keberhasilan tindakan kebidanan yang dilakukan
4.
Isi dari evaluasi
S : Subjektif
Menggambarkan pendokumentasian dan pengumpulan
data melalui anamnesa pasien sesuai kata kata ibu setelah dilakukan intervensi
dan implementasi
O : Objektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil
pemeriksaan fisik, lab, test diagnosayang dirumuskan dalam data fokus untuk
mendukung assesment.
A : Assesment
Menggambarkan hasil analisa dan interpretasi
Ds dan Do dalam situasi identifikasi :
1.
Diagnosa / Masalah
2.
Antisipasi diagnosa lain / masalah potensial
setelah dilakukan intervensi dan implementasi
P : Planing
Menggambarkan pendokumentasian perencanaan
tindakan evaluasi berdasarkan assesment
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN
Pada
Ny ”M”
GI P00000 UK
40-41
Minggu, Tunggal, Hidup, Intra
uteri,
Inpartu Kala I Fase Laten dengan Ketuban
Pecah Dini (KPD)
Di Rumah Sakit Ben Mari Malang
I.
PENGKAJIAN
DATA
No. Register : 023003
Tanggal : 21-04-2015 Jam:
01.00 wib
Tempat : Ruang
kamar bersalin
Oleh : Sely Nurhidayat
A.
Data Subjektif
1.
Biodata
Nama :Ny”M” Nama
suami :
Tn”A”
Umur :
21 th Umur :
21 th
Agama :
Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan :
Tani
Suku/Bangsa : jawa/Indo Suku/Bangsa :
jawa/Indo
Alamat :
Karangsari Alamat :
Karangsari
2.
Keluhan Utama
Ibu mengatakan
perutnya
kenceng-kenceng sejak tadi pagi dan mengeluarkan cairan merembes sejak tanggal
19-04-2015 jam 06.00 wib
3.
Riwayat
Pernikahan
Nikah/tidak : nikah
Nikah
ke : 1
Lamanya : 1 tahun
4.
Riwayat
menstruasi
Menarche : 14 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 6 hari
Banyak : Hari Ke 1-4, 3x ganti
softex
Hari Ke 5-6, sedikit-sedikit
Warna : Hari Ke 1-4 merah tua
Hari Ke 5-6 coklat kekuningan
Disminorhea : kadang-kadang
Flour Albus : ya
HPHT :
10-07-2014
5.
Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas Yang Lalu
Anak Ke
|
UK
|
Jenis persalinan
|
Penolong
|
PB/BB Janin
|
Umur sekarang
|
L/P
|
Meneteki
|
KB
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
- Riwayat KB
Ibu mengatakan
sebelumnya
sudah
pernah menggunakan
KB suntik 1 bulan selama selama 1
bulan setelah pernikahan,
dan ibu
berhenti karena ingin mempunyai anak.
-
Status TT
Ibu
mengatakan pernah mendapat suntikan di lengan saat SD (TT1), TM II usia
kehamilan 6 bulan (TT2)
6.
Riwayat Kehamilan sekarang
TM
|
ANC
|
Keluhan
|
Obat
yang didapat
|
KIE
yang didapat
|
I
|
1x
|
Mual
|
B6
|
Makan
sedikit tapi sering
|
II
|
2x
|
TAA
|
Fe,
Kalk
|
Makan-makanan
bergizi
|
III
|
3x
|
pusing
|
Fe,
Kalk
|
Istirahat
cukup
|
7.
Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan ini adalah kehamilan yang
pertama, dengan usia kehamilan 9 bulan merasakan mules-mules dan
kenceng-kenceng sejak tanggal 20-4-15 jam 06.00 wib semakin lama semakin sakit
dan ibu mengeluarkan cairan
lendir campur darah dari jalan lahir. 3 hari yang lalu ibu mengatakan
mengeluarkan cairan yang merembes dari jalan lahir dan banyak
8.
Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan salah satu anggota
keluarganya ada yang memiliki riwayat asma yaitu kakaknya sendiri, dan dalam
kaluarganya tidak ada yang memiliki riwayat penyakit menular (TBC, penyakit
kuning/hepatitis), dan penyakit menurun (hipertensi, diabetes mellitus/kencing
manis)
9.
Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan memiliki riwayat asma
sejak usia 14 tahun dan saat ini ibu tidak merasakan sesak, ibu juga tidak
pernah memiliki riwayat penyakit menular (TBC, penyakit kuning/hepatitis), dan
penyakit menurun (hipertensi, diabetes mellitus/kencing manis)
10. Riwayat psikososial, budaya dan spiritual
-
Psikologi
Ibu mengatakan senang
dengan kehamilannya karena direncanakan
-
sosial
Ibu mengatakan hubungan
dengan suami, keluarga dan tetangga baik
-
budaya
ibu mengatakan selama hamil
tidak pernah mengonsumsi jamu-jamuan
-
spiritual
ibu
mengatakan setiap hari solat 5 waktu dan selalu berdoa demi keselamatan dirinya
dan janinnya
11. Pola
kebiasaan sehari-hari
Pola
|
Selama hamil
|
Selama inpartu
|
Nutrisi
|
Makan : 3x sehari
Lauk : Nasi, sayur, ikan
Minum : ± 8 gelas / hari dengan air putih.
|
Ibu belum makan saat di pindah ke kaber sampai saat ini dan
hanya minum sedkit + 150 ml air putih
|
Istirahat
|
Siang ± 2 jam (13.00-15.00 wib)
Malam
± 8 jam (21.00-05.00 wib)
|
Tidak bisa tidur karena menahan sakit di daerah perut
|
Eliminasi
|
BAB 1x dalam sehari
Konsistensi lunak, warna kuning.
BAK ± 5x sehari, warna jernih bau has.
|
BAB : -
BAK menggunakan kateter dengan vlume urin 100cc .warna
kuning,dan bau khas
|
Aktifitas
|
mengerjakan
pekerjaaan rumah tangga seperti
menyapu, mencuci, memasak, ngepel dan di bantu oleh keluarga.
|
Tidur,
dan mobilisasi seperti(miring ke kanan dan ke kiri, jalan-jalan).
|
Seksual
|
1-2 kali / minggu
|
-
|
B.
Data
Objektif
1.
Pemeriksaan umum
Keaadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Postur tubuh : Lordosis
TB :152 cm
BB sebelum
hamil : 50 kg
BB saat hamil : 59 kg
LILA : 25 cm
2.
TTV : TD : 120/80 mmHg
S :
36,50 C
N :
80x/menit
RR : 20 x/menit
3.
Pemeriksaan
Fisik Secara Khusus
a.
Inspeksi
Kepala : rambut hitam lurus, tidak ada ketombe, kulit kepala bersih
Muka
:
simetris, tidak pucat, tidak odema, terdapat
chloasma
gravidarum
Mata : Simetris, conjungtiva merah muda, seklera berwarna putih
Hidung
: Simetris, tidak
ada secret, tidak ada polip
Mulut : Simetris, mukosa bibir lembab, tidak ada stomatitis,
tidak
ada caries gigi
Leher :Tidak
terlihat pembesaran kelenjar thyroid,
kelenjar limfe, dan bendungan
vena jugularis
Dada
: Simetris, pernapasan teratur
Payudara
: simetris, tidak bengkak, Hiperpigmentasi pada kedua areola
mammae, putting susu menonjol.
Abdomen :terlihat striae gravidarum dan linea nigra, tidak ada
bekas luka operasi
Genetalia : terpasang
kateter, Tidak terlihat
penyakit menular seksual seperti: sifilis, gonorhoe,
terlihat pengeluaran lendir darah pada jalan lahir.
Anus
: Berlubang, tidak
ada haemorhoid
Ekstermitas
atas
:Simetris, tidak ada gangguan pergerakan, tidak terlihat odema
dan terpasang infuse ditangan kiri.
bawah
:Simetris, tidak terlihat gangguan pergerakan, tidak
terlihat odema, tidak terlihat varices.
b.
Palpasi
Kepala :
Tidak teraba nyeri tekan dan tidak teraba benjolan
Leher : Tidak teraba pembesaran kelenjar thyroid dan tidak teraba pembengkakan vena jugularis
Dada : Tidak teraba benjolan dan nyeri tekan
Payudara : tidak teraba nyeri tekan, kolostrum sudah keluar
Abdomen :
Leopold I :TFU 30
cm bagian fundus teraba bulat, lunak, dan tidak
melenting (bokong)
Leopold
II :bagian kanan perut ibu Teraba keras,
memanjang seperti papan
(punggung janin)dan bagian kiri teraba
bagian terkecil janin(tangan dan
kaki)
Leopold III
:bagian bawah perut ibu Teraba bulat, keras, dan melenting (kepala) dan tidak bias digoyangkan sudah masuk
PAP
Leopold IV
:
Sudah masuk PAP 3/5
c.
Auskultasi
Dada : Tidak terdengar
suara whezing dan ronchy
Abdomen :
Terdengar DJJ 140x/menit dengan menggunakan doopler dibagian kanan perut ibu
d.
Perkusi
Reflek patella :
kaki kanan dan kiri +/+
4.
Pemeriksaan
khusus
VT Tanggal : 21-04-2015 Jam : 01.00 wib
Pembukaan : 2 cm
Prsentasi : kepala
Efficement :
25 o/o
Ketuban : (-)
Molase :
-
Denominator : UUK
Hodge :I
Serviks :
lunak
Tidak ada bagian yang menumbung
His :
2
x dalam 10’’ selama 20’
II.
INTERPRETASI
DATA
Diagnosa : Ny”M” GI P00000 UK 40-41 minggu, tunggal, hidup,intra
uteri,Inpartu kala 1 fase laten dengan ketuban
pecah dini (KPD)
Ds : ibu mengatakan perutnya kenceng-kenceng
sejak tadi pagi dan mengeluarkan cairan merembes sejak 3 hari yang lalu
Do : keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
Postur ubuh :
lordosis
TTV:
TD : 120/80 mmHg
S : 36,50 C
N : 80x/menit
RR
: 20x/menit
Pembukaan
: 2 cm
Presentasi : kepala
Efesement : 25 %
Ketuban : (-)
Denominator : UUK
Molase :
-
His : ( 2x dalam 10’’ selama 20’)
Pengeluaran pervaginam : Lendir bercampur darah
Djj : 140x/menit
Abdomen :
Leopold
I :TFU 30 cm bagian fundus teraba bulat,
lunak, dan tidak
melenting (bokong)
Leopold II :bagian kanan perut ibu Teraba keras,
memanjang seperti papan
(punggung janin)dan bagian kiri teraba
bagian terkecil janin(tangan dan
kaki)
Leopold
III
:bagian bawah perut ibu Teraba bulat, keras, dan melenting (kepala) dan tidak bias digoyangkan sudah masuk
PAP
Leopold
IV :
Sudah masuk PAP 3/5
III.
IDENTIFIKASI
DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Diagnosa : ketuban pecah dini (KPD)
Masalah
potensial:
Ibu : potensial terjadi infeksi
Janin : potensial gawat janin
IV.
IDENTIFIKASI
KEBTUHAN
SEGERA
Kolaborasi
dengan dokter Sp.OG
V.
INTERVENSI
Dx: Ny”M” GI P00000 UK 40-41 minggu, tunggal, hidup,intra
uteri,Inpartu kala 1 fase laten dengan ketuban pecah
dini (KPD)
Tujuan:
-
mengantisipasi agar tidak terjadi
infeksi
-
mengantisipasi agar tidak terjadi kegawatdaruratan pada bayi
kriteria
hasil:
-
keadaan ibu dan janin baik
-
TTV dalam batas normal
-
DJJ dalam batas normal
-
Tidak terjadi komplikasi
1.
Lakukan
pendekatan terapeutik pada klien
R /Pendekatan pada klien dan akan tercipta kepercayaan dengan petugas kesehatan
2.
Lakukan pemeriksaan pada ibu
R/
mengetahui kondisi ibu
3.
Informasikan pada ibu dan suami megenai
hasil pemeriksaan
R/
ibu dan suami lebih megerti tentang keadaanya dan lebih kooperatif
4.
Berikan
dukungan emotional
R /Selama proses persalinan,SC emotional ibu labil dan ingin dihargai
5.
Anjurkan ibu tidur dalam keadaan miring
kiri
R/
menghindari sindrom venakava sehingga perdaran darah dari ibu ke janin lancar
6.
Kolabrasi dengan dokter SpOG
R / menentukan
tindakan selanjutnya dan pemberian terapi
7.
Melakukan informen consent dengan suami
dan keluarga
R /Membangun
kerjasama dan pengambilan keutusan secara cepat dari suami dan keluarga
8.
Lakukan persiapan operasi
R / operasi
berjalan dengan lancar
VI.
IMPLEMENTASI
Tgl/Jam
|
Kegiatan
|
21-04-2015
|
1.
Melakukan pendekatan terapeutik pada klien dengan 5S meliputi senyum, sapa,
salam, sopan, santun
2.
Melakukan pemeriksaan pada ibu
dengan hasil:
TTV : TD : 120/80 mmHg
S : 36,50 C
N : 80x/menit
RR : 20x/menit
DJJ : 140x/menit
His
: ( 2x dalam 10’’
selama 20’)
3.
Menginformasikan pada ibu dan
suami megenai hasil pemeriksaan dan tindakan yang akan di lakukan
4.
Memberikan dukungan emotional kaena
Selama proses persalinan
degan SC emotional ibu
labil dan ingin dihargai
5.
Melakukan Kolabrasi dengan dokter
SpOG megenai terapi yang akan di berikan
·
Terapi RL
·
Ceftri 1 gram
·
Ondan 1 ampul
6.
Meganjurkan ibu tidur dalam
keadaan miring kiri
7.
Melakukan informen consent dengan
suami dan keluarga dan keluarga setuju akan di lakukan tindakan oprasi
8.
Melakukan persiapan operasi meliputi:
skiren, pemasangan kateter, gendok, pembalut, sewek, gurita
|
VII.
EVALUASI
Tanggal/ jam :
22-04-2015/ 07.30 wib
S : Ibu mengatakan merasa lemas setelah mengalami operasi
dan masih meraakan nyeri pada luka operasi
O : keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
TTV
TD : 120/70 mmHg
S : 36,80 C
N : 85x/menit
RR : 24x/menit
TFU :
2 jari dibawah pusat
Kontraksi : baik
Luka operasi : bersih, tidak terjadi infeksi dan tertutup kasa steril
ASI :
ka/ki (+)
Perdarahan : 50 cc
Urine total : 200 cc
A
: Ny”M” P100001 dengan hari pertama post SC
P :
· Istirahat
cukup
· Observasi
TTV, TFU, kontraksi, perdarahan
· tanyakan
pada ibu sudah flaktus atau belum
· anjurkan
ibu untuk mobilisasi dini
· pemberian
terapi sesuai advice dokter
Inj Cefotaxime 1 gram
Inj novaldo 1 amp
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Ketuban
pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum terjadi proses persalinan
yang dapat terjadi pada usia kehamilan cukup bulan atau kurang. Ketuban pecah
dini (KPD) didefinisikan sebagai pecahnya ketuban sebelum waktunya melahirkan.
KPD preterm adalah KPD sebelum usia kehamilan 37 minggu. KPD yang memanjang
adalah KPD yang terjadi > 12 jam sebelum waktunya melahirkan
B.
Saran
Berdasarkan
kesimpulan diatas kami memberanikan diri untuk memberikan saran sebagai
berikut:
1.
Bagi keluarga pasien
Diharapkan
segera memeriksakan keadaan yang dialami mengenai kehamilannya agar bisa segera
ditangani
2.
Bagi tenaga kesehatan
Dalam
setiap penanganan pasien hendaknya selalu menerapkan konsep asuhan kebidanan
dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan sesuai dengan kondisi pasien
3.
Bagi institusi pendidikan
Agar
menambahkan referensi terbaru di perpustakaan
Cunningham,
Gary. 2002. Obstetri Williams.
Jakarta: EGC
Prawirohardjo, S. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Margareth
dan Sukarni. 2013. Kehamilan, persalinan
dan Nifas dilengkapi dengan Patologi. Yogyyakarta: Nuha Medika
Yulianti
dan Rukiyah. 2010. Asuhan Kebidanan IV
(Patologi Kebidanan). Jakarta: Trans Info Media
Langganan:
Postingan (Atom)